Mantan Wapres Boediono Tutup Rangkaian Peringatan 50 Tahun Indonesia Project di ANU
Sabtu, 01 Agustus 2015 – 01:24 WIB
Mantan Wapres Boediono Tutup Rangkaian Peringatan 50 Tahun Indonesia Project di ANU
Mantan Wakil Presiden Boediono menutup rangkaian peringatan 50 Tahun Indonesia Project di Australian National University (ANU). Pusat lembaga riset mengenai Indonesia di ANU ini telah banyak melahirkan tokoh penting dan kajian strategis yang turut mewarnai pembangunan, ekonomi dan kemasyarakatan di Indonesia.
Acara "Bincang dengan Prof.Dr.Boediono" di kampus ANU yang dimoderatori oleh Tokoh Anti Korupsi, Danang Widoyoko (31/7).
Mantan Wapres Boediono mengatakan dalam menghadapi situasi ekonomi dunia yang masih terus bergejolak, Indonesia perlu memperkokoh pertahanan pembangunan ekonominya. Dan langkah itu harus diawali dari dalam keluarga. Kesimpulan ini disampaikan Mantan Wakil Presiden Indonesia 2009 – 2014 itu dalam forum bertajuk "Bincang dengan Prof. Dr. Boediono" yang diselenggarakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia Cabang Australia Capital Territory (PPIA ACT) dan Persatuan Pelajar Indonesia ranting Australian National University (PPIA ANU) di Kampus Australian National University, Canberra (31/7). Prof. Dr. Boediono yang juga lulusan Universitas Nasional Australia (ANU) tahun 1967 ini berada di Canberra untuk menghadiri rangkaian perayaan 50-tahun berdirinya Pusat Riset Pembangunan dan Ekonomi Indonesia di Universitas Nasional Australia (ANU) yakni ANU Indonesia Project. Dalam forum diskusi ini Boediono mengatakan dalam menghadapi situasi ekonomi dunia yang sedang bergejolak beberapa waktu terakhir, Indonesia perlu mendorong 3 aspek penting yang berperan penting dalam mendukung pembangunan di masa mendatang. Ketiga aspek tersebut menurut Boediono harus diawali dengan upaya memperkokoh pertahanan bangsa dari dalam institusi keluarga. “Insan yang sehat secara jasmani dan rohani merupakan aspek penting pertama yang harus dimiliki sebuah bangsa,” kata Boediono. Aspek penting kedua yang perlu diperkokoh Indonesia menurut Boediono adalah institusi politik, birokrasi dan institusi hukum. Sedangkan aspek penting ketiga yang perlu diperkokoh adalah infrastruktur. “Infrastruktur yang memadai akan menjadi landasan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kokoh. Kombinasi dari ketiga aspek penting ini menurut Boediono akan sangat mempengaruhi dan menentukan pembangunan bangsa baik untuk orientasi jangka pendek maupun jangka panjang. Diskusi pelajar Indonesia di Canberra dengan Boediono di Kampus ANU ini menutup rangkaian peringatan 50 Tahun ANU Indonesia Project yang sudah berlangsung sejak tanggal 28 Juli 2015. Selain Boediono, hadir juga sejumlah alumnus ANU Indonesia Project lainnya yang membahas perkembangan kerjasama pembangunan dan ekonomi Indonesia – Australia. Antara lain Profesor Mari Elka Pangestu, mantan Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif dan Menteri Perdagangan serta Dr Muhamad Chatib Basri yang tampil memberikan kuliah umum di ANU.
Peserta konferensi tentang pembangunan regional yang diselenggarakan oleh IP di Canberra tahun 1987, diantaranya Mari Elka Pangestu (depan lima dari kiri).
Mantan Wakil Presiden Boediono menutup rangkaian peringatan 50 Tahun Indonesia Project di Australian National University (ANU). Pusat lembaga
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News