Mantap! BTN JAKIM 2024 Raih Predikat World Athletics Label Road Races
jpnn.com, JAKARTA - BTN Jakarta International Marathon (JAKIM) 2024 meraih predikat World Athletics Label Road Races.
Dengan predikat tersebut, BTN JAKIM 2024 menjadi salah satu ajang marathon berkelas dunia dan diakui oleh badan atletik dunia yakni World Athletics.
“Dengan persiapan yang matang dan dukungan dari PB PASI, kami sangat bersyukur BTN JAKIM 2024 dapat meraih predikat Label Road Races dari World Athletics. Saya kira warga Jakarta patut berbangga dengan pencapaian ini," ujar PJ Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono.
"Kami berharap pelaksanaan BTN JAKIM 2024 pada 23 Juni mendatang bisa berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan berbagai pihak serta memenuhi persyaratan dari World Athletics,” imbuh Heru Budi.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu merasa gembira dan mengapresiasi kerja keras seluruh pihak termasuk Pemda Jakarta yang telah berhasil membuat BTN JAKIM 2024 meraih predikat Label Road Races dari World Athletics.
“Ini tentu kabar gembira bagi para pelari yang akan mengikuti ajang BTN JAKIM 2024. Warga Jakarta patut berbangga dengan hal ini,” jelasnya.
Diraihnya predikat Label Road Races untuk BTN JAKIM 2024, dikarenakan pada event tersebut, rutenya akan dilakukan sterilisasi dari segala kegiatan termasuk Car Free Day (CFD).
Untuk itu, Pemda Jakarta berharap masyarakat bisa bekerjasama menyukseskan BTN JAKIM 2024 yang dihelat dalam memeriahkan HUT Jakarta yang ke-497.
Dengan predikat tersebut, BTN JAKIM 2024 menjadi salah satu ajang marathon berkelas dunia dan diakui oleh badan atletik dunia yakni World Athletics.
- Merindu Oleh Maja Family Kembali Gelar Bandung Neighbor Fun Race
- Lewat Program Swadaya, Mitra Driver Gojek Buktikan Anak Muda Bisa Miliki Rumah Impian
- Bazar UMKM BerKRIYAsi Hadir di Makassar, Dirut Pegadaian: Bersama Kita Dukung UMKM Agar Naik Kelas
- Lewat Cara Ini BTN Berkomitmen Melindungi Data Pribadi Nasabah
- BTN Perkuat Kemitraan dengan Universitas Terkemuka
- Program 3 Juta Rumah Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi