Mantap! Mensos Usul Harga Rokok per Bungkus Rp 100 Ribu
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial Juliari Batubara mengusulkan harga jual rokok Rp100 ribu per bungkus.
Menurutnya, itu untuk mencegah anak-anak membeli rokok. Selain itu juga bisa menjadi tambahan pemasukan bagi pemerintah dari cukai.
"Kalau bisa rokok harganya mahal. Satu bungkus minimal 100 ribu. Negara juga dapat cukai lumayan," ujar Juliari dalam Webinar Hari Anak Nasional 2020.
Juliari menambahkan, perokok anak masih menjadi masalah di Indonesia. Anak-anak di Indonesia beranggapan orang merokok menunjukkan pertanda telah dewasa.
"Anak-anak ini simpel, mereka ingin terlihat tua, terlihat cool, keren, jadinya merokok. Selain itu, meskipun saya bagian pemerintah, akses terhadap rokok ini harus dibatasi. Bahkan di Indonesia menjual rokok secara ketengan (satuan) masih bisa," kata Juliari.
Juliari mengatakan, seharusnya proses pembelian rokok dipersulit. Salah satunya dengan menaikan harga per bungkus rokok. Tujuannya, agar tidak mudah diakses oleh anak-anak.
Disadarinya, usulan itu bisa berdampak pemerintah mendapat protes dari para petani tembakau yang menanam bahan utama pembuatan rokok.
Namun demikian, lanjut Juliari, harus diketahui bahwa kebanyakan produksi rokok di Indonesia saat ini banyak yang menggunakan tembakau impor.
Menteri Sosial Juliari Batubara mengusulkan rokok dijual dengan harga Rp 100 ribu per bungkus dan tidak mudah diakses anak-anak.
- Kenaikan HJE Rokok Tidak Mendukung Upaya Prokesehatan
- Pengumuman, Harga Rokok Naik pada 2025
- Rejo Ekspansi di Pasar Global, Hadir di World Tobacco Asia 2024
- Hasil Riset: Perokok Beralih ke Tembakau Alternatif Mengalami Peningkatan Kesehatan Gusi
- Peneliti & Pakar Sepakat Cukai Rokok Perlu Dinaikkan Demi Tekan Jumlah Perokok
- APHRF 2024: Perokok Berhak Mengakses Produk Tembakau Alternatif yang Lebih Rendah Risiko