Manusia Perahu Bengawan Solo di Kanor, Bojonegoro, yang Terancam Punah
Terbiasa Seminggu Penuh Hidup di Atas Air
Kamis, 06 Desember 2012 – 10:32 WIB
Para manusia perahu di Kanor umumnya juga sudah berusia sepuh seperti Dasim dan Marzuki. Pendataan terakhir, nelayan di Kanor kini tercatat hanya 87 perahu. Padahal, lima tahun lalu jumlah mereka masih ratusan.
Namun, ancaman kepunahan manusia perahu itu ditepis Kepala Dusun Kendal, Desa Kabalan, Kecamatan Kanor, Supardan. Dia yakin profesi nelayan bengawan di Kanor tak akan menghilang.
Itu karena sejak kecil anak-anak di desanya akrab dengan sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut. Jadi, begitu sulit mencari pekerjaan, pasti anak-anak di desanya kembali ke bengawan, menghabiskan hari-hari mereka mencari ikan.
"Jadi, karyawan pabrik sekarang juga bukan hal mudah. Bolak-balik tes juga akhirnya ditolak," kata pria 67 tahun itu.
Di Kanor dan beberapa kawasan lain di Bojonegoro, budaya menjadi "manusia perahu" Bengawan Solo telah turun-temurun diwariskan. Namun,
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala