Manuver Erdogan Pisahkan Saudi dari Sekutu-Sekutunya
jpnn.com, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan adalah politikus ulung. Setiap tindakannya bertujuan meraih keuntungan politis. Tak terkecuali dalam kasus pembunuhan Jamal Khahsoggi.
Sabtu (10/11) lalu Erdogan memastikan bahwa rekaman pembunuhan jurnalis asal Arab Saudi tersebut memang ada dan nyata. Sebelumnya, keberadaan rekaman itu masih simpang siur.
Dilansir Al Jazeera, Erdogan juga mengaku sudah memberikan rekaman tersebut kepada Saudi, Amerika Serikat, Jerman, Prancis, dan Inggris.
''Mereka telah mendengarkan semua pembicaraan di dalamnya. Mereka mengetahuinya,'' ujar Erdogan.
Pernyataannya itu bukan tanpa maksud. Dia menyampaikan sesaat sebelum bertolak ke Paris, Prancis, untuk menghadiri peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I. Peringatan itu bakal dihadiri petinggi negara-negara yang disebutnya.
Lewat pernyataan itu dia memberi tahu dunia bahwa negara-negara besar tersebut mengetahui dan mempunyai bukti tentang kekejian yang dilakukan kepada Khashoggi.
Dengan begitu, negara-negara tersebut diharapkan membantu Turki memojokkan Arab Saudi. Untuk diketahui, Amerika Serikat, Prancis, Jerman dan Inggris menjual senjata ke Saudi.
Erdogan menambahkan bahwa Saudi mengetahui pelaku adalah 15 orang yang datang di Istanbul beberapa jam sebelum insiden pembunuhan. Riyadh telah menahan mereka dan tiga orang petugas konsulat. Tetapi, para atasan mereka tetap bebas.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan adalah politikus ulung. Pembunuhan Jamal Khashoggi pun dijadikan alat politik olehnya
- Dipecat Arab Saudi, Roberto Mancini CLBK dengan Timnas Italia?
- Arab Saudi dan Pelatih Barunya di Mata Shin Tae Yong
- Dahulu Suka Piknik Bareng, Ratusan Warga Windan Kini Kompak Pergi Umrah Bersama
- Pelatih yang Pernah Menghancurkan Argentina Akan Menghadapi Timnas Indonesia
- Asosiasi Travel Umrah Nilai QRIS Akan Mempermudah Transaksi di Arab Saudi
- Gegara Ini Roberto Mancini Terancam Dipecat Arab Saudi