Manuver Romy Dekati PDIP Sinyal Perpecahan KIB?
Oleh: Zaenal A Budiyono*
Justru PAN mencoba membawa KIB berjalan lebih maju, karena selama ini gamang menentukan capres / cawapres.
Kedua, Golkar diyakini tidak akan mengusung Ketumnya Airlangga Hartarto (AH) sebagai capres, karena sebagai partai yang telah malang-melintang sejak Era Orba, DNA politik Golkar selalu ingin bertarung dan menang.
Tidak ada ceritanya Golkar rela menjadi oposisi. Oleh karena itu, capres Golkar kemungkinan tetap mengarah ke GP, namun, di posisi wakil, Golkar besar kemungkinan akan menolak opsi PAN.
Golkar diyakini menyiapkan tiket khusus untuk Ridwan Kamil (RK) di posisi cawapres.
Hal itu wajar karena politikus dengan popularitas tinggi seperti RK, sangat janggal kalau hanya diberikan tugas “mengamankan suara Golkar di Jabar”.
Pasti ada agenda yang lebih besar, dan kemungkinan itu adalah cawapres.
Di sinilah situasi “rawan pecah” KIB yang disampaikan Romy memiliki justifikasi.
Ketiga, PPP juga bisa mempercepat perpecahan KIB.
Romy menyebut KIB bisa pecah. Romy juga mengeklaim ada ajakan dari PDIP kepada PPP untuk membangun koalisi bersama.
- Jokowi Absen Pertemuan Eks Gubernur Jakarta, PDIP: Malu Namanya Masuk Daftar OCCRP
- Ketua DPP PDIP Said Abdullah Tanggapi Putusan MK Tentang Penghapusan Presidential Threshold
- KPK Periksa Eks Dirjen Imigrasi Ronny Sompie
- PPP Jakarta Apresiasi Kinerja Polisi Pas Pilkada & Pilpres, Sampai Dirasakan Kader Partai
- Hasto Ditetapkan Jadi Tersangka, Agus Widjajanto: KPK Harus Berlaku Adil
- Anggota DPR Didik Melon Mulai Berjalan Kaki dari Jakarta ke Boyolali