Many Belts Many Roads
Oleh Dahlan Iskan

Di situ disebutkan dengan tegas: program OPIC harus diakhiri. Proyek-proyeknya harus dikurangi.
Itu tidak sejalan dengan program Presiden Trump: America First. Juga bertentangan dengan isi kampanyenya dulu: bantuan luar negeri harus dikurangi.
Sejak dulu Amerika punya dua lembaga: USAID dan OPIC. Untuk bantuan luar negeri. Yang pernah dibantu pun tidak membantu Amerika. Begitu logika Trump.
Tugasnya sama-sama memberikan bantuan: USAID yang menyalurkan sumbangan. OPIC yang menyalurkan kredit murah.
Tujuannya sama: untuk memperluas pengaruh Amerika. Jelasnya: untuk membendung meluasnya pengaruh Uni Soviet. Pengaruh Rusia. Pengaruh komunis. Musuh Amerika Nomor 1. Sebelum ada terorisme.
Tiongkok tidak masuk hitungan. Saat itu. Masih dikategorikan negara sangat miskin. Justru Tiongkoklah yang harus menerima bantuan. Seandainya Tiongkok tidak komunis.
Masih ada dua senjata lagi yang dimiliki Amerika: diplomasi dan invasi.
Tapi diplomasi saja tidak cukup. Untuk meminjam istilah politik di Indonesia: visi tanpa gizi tidak ada arti. Tanpa uang mana ada yang bisa menang?
Amerika akhirnya sangat khawatir dengan perluasan pengaruh Tiongkok yang kian gila-gilaan di Asia Pasifik dan Afrika lewat kebijakan OBOR-nya.
- Rupiah Mulai Bangkit, Akankah Terus Berlanjut?
- Bulan Ranjang
- Respons Pemerintah Dinilai Mampu Melindungi Ekonomi Indonesia dari Kebijakan AS
- Tarif Trump Ancam Ekspor, HKTI Dorong Pemerintah Lindungi Petani
- Gawat, Kurs Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, jadi Rp 16.911 Per USD
- Apresiasi Langkah Pemerintah Merespons Tarif Impor Trump, Demokrat: Pendekatan Cerdas