Marah Saat Ditegur Satpol PP DKI Jakarta, Driver Ojol Viral ini Minta Maaf
jpnn.com, JAKARTA - Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta melalui akun Twitter resmi @SatpolPP_DKI mengapresiasi driver ojol bernama Zaki, yang sempat emosi lantaran ditegur tidak memakai masker.
Petugas Satpol PP yang terlihat tetap sabar menghadapi Zaki memilih memberikan maaf setelah mengakui kesalahannya.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada saudara M. Zaki selaku mitra Gojek yang telah bebesar hati mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada petugas Satpol PP dan seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta serta masyarakat," cuitnya.
Sementara itu, mitra driver Gojek yang videonya sempat viral, M. Zaki mengaku sangat menyesal atas perbuatannya yang tidak terpuji.
"Kepada masyarakat Indonesia, saya ingin meminta maaf atas kejadian video viral saya tersebut. Dan saya juga ingin meminta maaf kepada bapak dan ibu Satpol PP yang ada di lokasi tersebut, dan kepada rekan-rekan driver lainnya atas sikap saya yang buruk," kata Zaki dalam video yang beredar.
Zaki berharap kesalahan yang dia lakukan bisa menjadi pelajaran untuk semua masyarakat, khususnya rekan sesama driver ojek online, agar mematuhui protokol kesehatan.
Kepada pihak Gojek, Zaki juga berterimakasih karena telah diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya.
"Atas kejadian ini saya berharap kita semua dapat menaati protokol kesehatan yang berlaku di Indonesia. Terima kasih kepada PT Gojek Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk meminta maaf kepada masyarakat," serunya.
Driver ojol Gojek tersebut sempat marah saat ditegur tidak memakai masker oleh petugas Satpol PP DKI Jakarta.
- 3.667 Personel Satpol PP Siap Amankan Perayaan Natal di 674 Gereja di Jakarta
- Inilah Lokasi Penyekapan Ibu dan Anak di Babel, Pelakunya Orang Penting
- POLYTRON & Gojek Kolaborasi Luncurkan 'Pengemudi Solusi Hemat dan Ramah Lingkungan'
- 8.965 Personel Gabungan Satpol PP Siap Amankan 4.848 TPS di Tangerang
- Gandeng Satpol PP, Bea Cukai Bogor Gelar Sosialisasi BKC Ilegal, Ini Tujuannya
- Pengamat Tata Kota Sebut Aparat Lemah kepada Preman Bisa Hilangkan Kepercayaan Publik