Marak Lokasi Esek-esek, Bupati Diminta Tiru Ahok

jpnn.com - TAPUT - Sejumlah kedai tuak di wilayah Tapanuli Utara (Taput), Sumut, disinyalir telah dijadikan tempat maksiat alias bisnis esek-esek. Antara lain di Simasom, Adiankoting, Siborongborong dan Tarutung.
Padahal Taput adalah tempat wisata rohani dan mayoritas beragama Kristen dan pertama tanah Batak yang menerima ajaran agama Kristen.
Pdt David Sihombing mengatakan, maraknya tempat maksiat di Taput yang berkedok warung tuak membuat masyarakat sangat resah akan keberadaan tempat tersebut. Banyak keluarga cerai akibat tempat maksiat tersebut. Sehingga anak-anak jadi korban dan rumah tangga jadi hancur.
“Banyak sekarang rumah tangga hancur akibat tempat maksiat tersebut. Maunya pemerintah Taput meniru Gubernur DKI Jakarta Ahok, yang telah meratakan Kalijodo. Apalagi Taput adalah tempat wisata rohani yang mayoritas beragama Kristen. Kita selaku umat Kristiani dilarang melakukan maksiat dan bertentangan dengan agama,” ujarnya.
Menurutnya, jika ini dibiarkan terus-menerus maka moral penduduk Taput akan bobrok.
Sementara itu, Prof Dr Pandapotan Lumbantoruan STh selaku tokoh agama di Jakarta sewaktu berkunjung ke Salib Kasih ketika diwawancarai mengungkapkan, pemerintah harus melakukan revolusi mental di Taput.
Karena dua tahun belakangan ini banyak tempat maksiat yang semakin marak di beberapa tempat di wilayah Taput. Bahkan, ada informasi pemiliknya diduga mantan anggota dewan dan anggota dewan itu diduga dibekingi oleh beberapa pejabat di Taput.
Padahal itu sudah bertentangan dengan ajaran agama dan bukan hanya agama Kristen atapun agama lainnya.
TAPUT - Sejumlah kedai tuak di wilayah Tapanuli Utara (Taput), Sumut, disinyalir telah dijadikan tempat maksiat alias bisnis esek-esek.
- Pengamat: Dedi Mulyadi Otokratik, tetapi Bukan Otoriter
- Kerangka Manusia Ditemukan di Ladang Tebu Bantul, Polisi Bilang Begini
- Gelombang Tinggi Berpotensi Terjadi, BMKG Imbau Nelayan di DIY Tunda Melaut
- Banjir-Longsor di Madiun Mengakibatkan Satu Orang Hilang
- Panen Raya di Gresik, Mentan Amran Pantau Harga Gabah Petani
- THR PNS & PPPK Pasaman Rp 27 Miliar, Pencairan Menunggu Transfer Anggaran dari Pusat