Marak Penderita Gangguan Jiwa akibat Pernikahan Sedarah
jpnn.com - JOGJA – Kasus pernikahan sedarah di Kota Jogja belum benar-benar nihil. Dari temuan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Panti Karya, banyak kasus pernikahan sedarah yang berujung pada gangguan jiwa.
Kepala UPT Panti Karya Waryono menjelaskan, fenomena pernikahan sedarah di Jogja paling banyak ditemukan di wilayah Kotagede. Hal itu otomatis berdampak pada genetis keturunan yang dihasilkan.
Menurutnya, banyak keturunan dari pernikahan yang masih memiliki hubungan darah berujung pada gangguan jiwa. ”Jumlah penderita gangguan jiwanya masih sangat tinggi,” kata Waryono seperti dikutip Radar Jogja.
Ia menjelaskan, angka kerentanan warga Kota Jogja mengalami gangguan jiwa memang cukup tinggi. Dari penelitian Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2013 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diketahui bahwa setiap seribu orang terdapat ada 1,7 yang terkena gangguan jiwa berat. Totalnya, kini ada 2000 warga DIY yang terkena gangguan jiwa berat. Sedangkan angka penderita gangguan jiwa sebesar 2,8 persen atau di kisaran 4000-6000 orang.
Menurut Waryono, angka itu sebenarnya bisa ditekan. Yakni, dengan adanya sosialisasi tentang risiko pernikahan sedarah.
Sebagai langkah pencegahan, pihaknya membentuk tiga kampung di Kota Jogja yang ramah jiwa. Ketiga kampung itu merupakan pilot project penanganan penderita gangguan jiwa. ”Baik dari pencegahan, penanganan dengan sumber daya manusianya, maupun infrastruktur,” jelasnya.
Tiga kampung yang ditetapkan sebagai kampung ramah jiwa tersebut, antara lain Giwangan, Pandean, dan Bron-tokusuman. Ketiga kampung tersebut, dianggap sangat mumpuni terutama SDM. ”Nantinya ada petugas yang akan mendeteksi sejak dini gejala-gajala warganya yang cenderung mengalami gangguan jiwa,” tuturnya.
Penetapan ketiga kampung itu merupakan langkah awal. Tahun depan, Pemkot Jogja akan menambah tujuh kampung lagi. Kampung-kampung ini, ditargetkan bisa menjadi modal untuk membentuk Kota Jogja sebagai kota ramah jiwa.
JOGJA – Kasus pernikahan sedarah di Kota Jogja belum benar-benar nihil. Dari temuan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Panti Karya, banyak kasus pernikahan
- Pendaftaran PPPK 2024 Tahap II Pemkot Mataram Dibuka, Ini Pesan Pak Taufik Priyono
- Mendes Yandri Dorong Kolaborasi Pemda dan Pemdes untuk Kemajuan Desa Mandiri
- Pj Gubernur Sumut Apresiasi Antusiasme Masyarakat di Ajang Aquabike 2024
- Bocah Tenggelam di Aliran Bendungan Sukajaya Palembang, Tim SAR Langsung Bergerak
- Calon Bupati Biak Numfor Diduga Melakukan Pencabulan
- Geram Melihat Sampah di TPS Mandala Krida, Menteri LH Panggil Pemkot Yogyakarta