Marak Penipuan Magang di Luar Negeri, Atase Polri KBRI Jerman Minta Pelajar Waspada

jpnn.com, JAKARTA - Atase Polri Kedutan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin, Kombes Pol Shinto Silitonga menyoroti terkait fenomena penipuan yang berkedok magang di luar negeri.
Kombes Shinto menuturkan pelajar WNI seringkali terbujuk rayu dan tergiur dengan upah yang diberikan perusahaan.
Mereka berpendapat upah yang didapat dari magang di luar negeri ini lebih besar, ketimbang bekerja di Indonesia.
Shinto mencontohkan ada seorang mahasiswa dari Ceko merupakan korban dari penipuan magang. Tetapi mahasiswa ini justru mendukung perusahaan yang menjadi tempat magang tersebut.
“Inikan fenomena, fakta-fakta sosial yang bagi saya pribadi, nanti bisa dipecah, dan bisa diadu domba," ujar Shinto dalam sebuah webinar, Senin (3/2).
Lulusan Akpol tahun 1999 ini meminta, WNI yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri ini l, untuk membuka kembali panduan mengenai program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tentang maksud dari magang tersebut.
Shinto mengaku kecewa karena korban malah terperdaya dengan aspek upah yang diterimanya, dan korban merasa puas karena upah yang lebih tinggi dibandingkan dengan upah di Indonesia.
"Saya menyarankan kepada pemagang di luar negeri untuk pulang ke tanah air guna selanjutnya membuat kembali kontrak kerja di luar negeri dengan cara yang benar," katanya.
Lebih lanjut Shinto menegaskan KBRI selalu merespon informasi atau laporan para pelajar mau pun mahasiswa yang jadi korban kejahatan di luar negeri.
Atase Polri Kedutan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin, Kombes Pol Shinto Silitonga menyoroti terkait fenomena penipuan yang berkedok magang
- Mahasiswa Unpak Demo di DPRD Kota Bogor, Ini Tuntutannya
- Ribuan Pelajar di Kediri Terima Manfaat Program MBG
- Buronan Kasus Penipuan Bermodus Janjikan Proyek Bendungan Ditangkap di Jakarta Selatan
- Menjelang Ramadan, Polres Banyuasin Bagikan Paket Sembako untuk Mahasiswa
- Ramai Kasus Developer Bodong, BTN Berikan Tip Agar Pembeli Tak Tertipu
- Aktivis Muda: Kritikan Konstruktif Perlu untuk Beri Masukan Kepada Pemerintah