Marak, Penjarahan Pascabentrok
Minggu, 25 Desember 2011 – 09:41 WIB
Penjarahan sawit selama ini lebih banyak terjadi di perkebunan PT BSMI. Di sana hampir setiap saat bisa dijumpai truk-truk pengangkut sawit yang patut diduga sebagai penjarah. "Pabrik sudah tidak beraktivitas. Tapi, ratusan truk masih lewat sini," ujar Supriyadi, salah seorang warga Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji.
Baca Juga:
Menurut dia, beberapa truk dari pabrik PT BSMI memang masih beroperasi. Diduga, truk perusahaan itu mengangkut sawit untuk diolah di tempat pengolahan di sekitar Mesuji. Sebab, pabrik pengolahan sawit milik PT BSMI dibakar massa dan rusak.
"Informasi yang beredar, PT BSMI masih memanen, tapi mengolahkan sawitnya ke tempat lain," ujar pria yang pernah bekerja di PT BSMI itu. Menurut dia, mudah membedakan truk resmi milik pabrik (PT BSMI) dan truk penjarah. Truk penjarah biasanya tidak menggunakan nomor polisi (nopol). "Biasanya bukan dump truck. Kalau milik pabrik, kebanyakan berjenis dump truck," terangnya.
Selain itu, truk penjarah biasanya tidak melintasi jalan utama. Mereka terlebih dahulu memasuki jalur perkebunan sawit milik warga. Dengan begitu, masyarakat maupun polisi sulit mendeteksi sawit tersebut hasil menjarah atau memang dipanen dari kebun warga.
SEBELUM beredar video pembantaian yang dibawa lembaga adat Megou Pak ke Jakarta, suasana di Mesuji (baik Provinsi Lampung maupun Sumatera Selatan)
BERITA TERKAIT
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar
- 209 Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Kadupandak Dievakuasi
- Ombudsman Minta Polda Sumbar Ungkap Motif Kasus Polisi Tembak Polisi Secara Transparan
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Puluhan Ribu Masyarakat Pekanbaru Penuhi Kampanye Akbar Agung-Markarius