Marak Penyewaan Singkat Unit Apartemen Dikeluhkan Penghuni Tetap
Maraknya penyewaan rumah jangka pendek di apartemen telah mengakibatkan penghuni yang lain mengeluh seperti hidup seperti di 'neraka'. Mereka melaporkan penyewa akhir pekan merusak bangunan, berpesta sepanjang malam dan menjadikan tempat tinggal mereka sebagai rumah bordil 'pop-up'.
Selama beberapa tahun terakhir banyak pemilik apartemen di kawasan dalam Kota Melbourne dan wilayah Dockland yang menyewakan unit mereka sebagai rumah tinggal jangka pendek.
Sejumlah penghuni mengatakan keberadaan rumah sewa jangka pendek telah merusak pengalaman mereka tinggal diwilayah sekitarnya, dimana salah satu penghuni mengaku sampai menjual apartemennya setelah 'dua tahun tinggal di neraka' karena terhimpit oleh dua unit apartemen yang dijadikan rumah sewa jangka pendek.
Sementara warga lain, yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan pernah ada seorang laki-laki yang mengetuk pintunya dan mencari layanan 'pijat' ketika unit apartemen dibawahnya disewa oleh 3 pekerja seks selama akhir pekan.
Masalah ini mendorong lahirnya kelompok aksi di Melbourne 'We LiveHere' yang dibentuk sebagai bentuk perlawanan dan mendesak diberikan hak yang lebih besar untuk menentukan bagaimana gedung apartemen mereka digunakan.
Menurut Professor Perencanaan dan Lingkungan RMIT, Michael Buxton, masalah ini tidak bisa dihindari.
"Setidaknya 40 persen dari unit apartemen dimiliki oleh investor dan itu terjadi dibanyak blok," katanya.
"Dan saat ini ada banyak orang yang memiliki pinjaman dan harus membayarnya, jadi sejumlah orang memilih mendapatkan uang dimana sekelompok pemiliki unik apartemen bergabung dan menjadi semacam quasi-hotel, dan hal ini memicu banyak masalah bagi penghuni jangka panjang yang benar-benar tinggal di apartemen itu,'
Maraknya penyewaan rumah jangka pendek di apartemen telah mengakibatkan penghuni yang lain mengeluh seperti hidup seperti di 'neraka'. Mereka
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia