Marak Politisi Kutuk Loncat, Ini Penyebabnya
jpnn.com, JAKARTA - Wabah politisi ’’kutu loncat” dan pembajakan kader terus mewabah belakangan ini. Fenomena itu terjadi di berbagai daerah dan melibatkan sejumlah partai politik.
Contohnya, Golkar membajak Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Jawa Barat. Gerindra membajak Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah di Sulawesi Selatan.
Sementara itu, Demokrat membajak Bupati Trenggalek Emil Dardak untuk pemilihan gubernur (pilgub) Jatim.
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyatakan, selain mental pribadi, fenomena kutu loncat dan pembajakan merupakan buah dari tidak berjalannya demokratisasi di internal partai. Tidak ada standar mekanisme rekrutmen calon nonkader yang dilembagakan.
’’Ketika seorang kader tidak dapat tempat di partainya karena proses yang tidak demokratis, akhirnya yang bersangkutan maju lewat partai lain,” ujarnya kemarin (29/11).
Hal itu terlihat dari kasus Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Saat suara akar rumput Partai Golkar di Jawa Barat mendukungnya, DPP malah menunjuk sosok luar dan mengesampingkan aspirasi kader di bawah.
Imbasnya, Dedi mulai bermanuver ke partai lain. Bukan tidak mungkin dia akan menjadi ’’kutu loncat”.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyindir Emil Dardak yang menyeberang dari PDIP ke Demokrat demi tiket pilgub Jatim.
Fenomena politisi kutu loncat dan pembajakan merupakan buah dari tidak berjalannya demokratisasi di internal partai.
- Ridwan Kamil Bantah Diperintah Prabowo Tidak Menggugat Hasil Pilkada
- Ridwan Kamil: Tidak Ada Kata Akhir Dalam Pengabdian Kepada Bangsa dan Negara
- Ridwan Kamil Ungkap Alasan Batal Mengajukan Gugatan ke MK, Ternyata..
- Ridwan Kamil Akhirnya Ucapkan Selamat Atas Kemenangan Pram-Rano Karno
- Hadir di Golkar Institute, Ridwan Kamil Beri Nasihat Ini untuk Indonesia Emas 2045
- Tim Hukum RIDO Laporkan KPU Jakarta ke DKPP Atas Dugaan Pelanggaran Etik saat Pilgub