Marak Serangan Hiu Picu Desakan Pemusnahan Hiu di Queensland Utara

Di Australia, tewasnya seorang dokter asal Melbourne yang diserang hiu ketika sedang berlibur di Queensland Utara menimbulkan debat lagi apakah hiu harus dimusnahkan ataukah manusia yang perlu beradaptasi untuk tidak diserang mamalia tersebut.
Daniel Christidis (33 tahun) meninggal hari Senin (5/11/2018) di salah satu lokasi wisata terkenal Cid Harbor di Whitsundays,Queensland Utara.
Ancaman serangan hiu dikhawatirkan akan membuat para turis lokal maupun internasional takut untuk datang ke kawasan yang dikenal cantik dengan terumbuh karang, dan bagus untuk wisata penyelaman.
Oleh karena itu, Rob Katter, seorang politisi dari Partai Australia (KAP) di parlemen Queensland mengatakan hiu itu harus dimusnahkan, sama seperti memperlakukan binatang lain seperti babi, kanguru atau kuda liar yang mengganggu kehidupan manusia.
Rob Katter bersama dengan anggota parlemen Partai Liberal di tingkat nasional Keith Pitt menyerukan dilakukannya pemusnahan ikan hiu, meskipun para peneliti ikan hiu menolak langkah itu karena dinilai tidak efektif.
Kematian Daniel Christidis itu hanya berselang enam minggu setelah seorang gadis 12 tahun dan seorang wanita berusia 46 tahun selamat dari serangan hiu di tempat yang sama.
Salah satu cara untuk mencegah serangan hiu di daerah wisata adalah menempatkan drum yang berisi umpan, dan ketika hiu masuk perangkap, mereka akan ditangkap dan kemudian dipindahkan ke tempat lain.
Pemerintah Queensland memasang saluran drum berumpan di Cid Harbor setelah serangan September, menangkap dan menghancurkan enam hiu besar - termasuk lima hiu macan.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia