Mardani PKS Ungkap Bahaya Omnibus Law, Otonomi Digunting dan Pejabat Daerah Bisa Tak Digaji
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera membeberkan bahaya omnibus law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja) bagi keberlangsungan otonomi daerah.
Pandangan ini disampaikan Mardani melalui kultwit di akunnya di Twitter pada Rabu (24/6).
"Bismillah, berbagai polemik muncul terkait RUU Omnibus Law. Salah satunya potensi hilangnya otonomi/kewenangan daerah yang membayangi negeri kita ke depan. Banyak kewenangan pemda yang ditarik oleh pemerintah pusat, bahaya jika semua kewenangan tersentral seperti itu. #BahayaOmnibusLaw," cuit @MardaniAliSera.
Dalam pandangannya, kekuasaan yang sentralistik dalam konteks berdemokrasi amat bertentangan dengan semangat reformasi.
Negara sebesar Indonesia butuh peran daerah melalui pendekatan sentralisasi yang menghendaki kebijakan bottom-up, bukan sebaliknya seperti yang ada dalam RUU Omnibus Law.
"Potensi hilangnya otonomi daerah dapat dilihat dalma Pasal 162,163,164, dan 166 RUU Omnibus Law yang menempatkan seluruh kepala daerah di bawah komando pemerintah pusat. #BahayaOmnibusLaw," tulis Mardani.
Imbasnya, lanjut legislator berdarah Betawi ini, pemerintah pusat berwenang menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) untuk mencabut atau membatalkan Perda yang dibuat Pemda.
Tidak hanya menggunting kewenangan daerah, para pejabatnya pun bisa tidak digaji.
Anggota Komisi II dari Fraksi PKS Mardani Ali Sera membeberkan pandangannya terkait bahaya RUU Omnibus Law.
- Simpatisan Gelora Laporkan Mardani PKS ke MKD: Dia Selalu Mengolok-olok
- Olok-olokan Mardani PKS kepada Partai Gelora Berpotensi Mengganggu Persatuan Umat Bela Palestina
- Jumlah PHK Meningkat, PKS Minta Pemerintah Buat Kebijakan yang Berpihak ke Pekerja
- Wamendagri Belum Bisa Memastikan Nasib 9 CDPOB di Jawa Barat
- Fisip UPNVJ Bahas Masa Depan Jakarta setelah Ibu Kota Pindah
- Mardani PKS Sebut Debat Anies Vs Ahok Lebih Seru, Ridwan Kamil: Ini Bukan Ring Tinju