Margareith Ikut Mencubit
jpnn.com - PENEMUAN jasad Angeline di dekat kandang ayam halaman belakang rumah orang tua angkatnya, Margareith, menggemparkan publik.
Hasil penyidikan jajaran Polda Bali, diketahui bahwa bocah 8 tahun itu dibunuh secara sadis oleh pembantu keluarga Margareith, Agustinus. Bahkan, kematiannya terbilang sadis karena mendapat dua kali pelecehan seksual sebelum dihabisi. Hingga kini kepolisian masih mendalami kasus ini.
Mungkinkan Agustinus pelaku tunggal? Berikut hasil wawancara repoter JPNN.com M Fathra Nazrul Islam dengan Reza Indragiri Amriel, master psikologi forensik Indonesia pertama yang mendapat gelar MCrim (Forpsych) dari University of Melbourne, Australia, pada Kamis (11/6).
Bagaimana bisa pelaku tega membunuh bocah cantik itu?
Kita abai pada sebuah simpulan riset yang sebetulnya sudah sangat solid, bahwa dalam banyak kasus kekerasan terhadap anak termasuk kekerasan seksual terhadap anak, itu pelaku ternyata bukan orang jauh-jauh. Pelaku adalah orang yang dikenal oleh si anak.
Nah, seringkali kita itu abai, dengan menganggap bahwa orang dekat, orang yang kenal dengan kita adalah orang terpercaya sehingga kita berikan akses atau ruang cukup besar bagi orang-orang semacam ini untuk masuk ke ruang private anak, untuk berinteraksi dengan anak tanpa secara terus menerus dalam pengawasan kita.
Dengan kata lain, terjadinya peristiwa semacam ini menunjukan betapa lagi-lagi pengabaian terhadap resiko bahaya itulah yang berkontribusi terhadap kemalangan, tragedi terhadap anak-anak semacam Angeline ini.
Andaikan para orang tua, keluarga tetap waspada terhadap siapapun yang disebut orang dekat, itu mudah-mudahan anak kita mengalami victimisasi dapat dicegah.