Margarito: Jika Panglima TNI Masuk Bursa, Korpsnya tak Mungkin Diam

jpnn.com, JAKARTA - Muncul kekhawatiran Polri ikut terseret untuk digunakan dalam memenangkan salah satu pasangan calon dalam Pilpres 2019.
Kekhawatiran muncul setelah sempat ramai nama Kapolri Jenderal Tito Karnavian masuk dalam bursa calon wakil presiden (cawapres).
Kemungkinan Polri diperalat memang kecil, namun potensi itu tetap ada dalam realitas politik. Apalagi, Polri memiliki mesin yang begitu besar dengan jangkauan yang begitu mengakar. Sehingga, Koprs Bhayangkara sangat menggiurkan di mata politisi.
Pengamat Politik Margarito Kamis menuturkan, jika benar nantinya kapolri menjadi cawapres tentu saja harus mundur dari jabatannya sebagai pemimpin Polri.
Dengan begitu, sulit untuk bisa membawa Polri untuk menguntungkan salah satu calon.
Namun, memang perlu disadari bahwa dalam politik semua bisa terjadi. Polri bisa dibawa arus politik, namun tidak hanya pada Kapolri.
Pejabat negara lain juga memiliki potensi untuk membawa sebuah lembaga menguntungkannya dalam pilpres.
”Misalnya, Panglima TNI masuk bursa juga Korpsnya tidak mungkin diam. Seperti itu juga terjadi pada Kapolri (jika jadi cawapres, red),” ujarnya.
Muncul kekhawatiran Polri ikut terseret untuk digunakan dalam memenangkan salah satu pasangan calon dalam Pilpres 2019.
- Mendagri Minta Pemkot Palembang Manjakan Masyarakat dengan Fasilitas Mirip Singapura
- Laksdya TNI Erwin S Aldedharma Berpeluang Jadi Panglima TNI
- TNI Kerahkan 66.714 Personel untuk Bantu Amankan Arus Mudik Lebaran 2025
- Sambut Hari Raya Idulfitri 2025, Panglima TNI Membuka Bazar Murah Demi Kesejahteraan Prajurit dan PNS
- Panglima TNI Serahkan Paket Sembako Kepada Prajuritnya Menjelang Idulfitri 1446 H
- Ribuan Tentara Terimbas UU Baru TNI, Harus Pensiun atau Ditarik ke Barak Lagi