Margarito: Jika Panglima TNI Masuk Bursa, Korpsnya tak Mungkin Diam
jpnn.com, JAKARTA - Muncul kekhawatiran Polri ikut terseret untuk digunakan dalam memenangkan salah satu pasangan calon dalam Pilpres 2019.
Kekhawatiran muncul setelah sempat ramai nama Kapolri Jenderal Tito Karnavian masuk dalam bursa calon wakil presiden (cawapres).
Kemungkinan Polri diperalat memang kecil, namun potensi itu tetap ada dalam realitas politik. Apalagi, Polri memiliki mesin yang begitu besar dengan jangkauan yang begitu mengakar. Sehingga, Koprs Bhayangkara sangat menggiurkan di mata politisi.
Pengamat Politik Margarito Kamis menuturkan, jika benar nantinya kapolri menjadi cawapres tentu saja harus mundur dari jabatannya sebagai pemimpin Polri.
Dengan begitu, sulit untuk bisa membawa Polri untuk menguntungkan salah satu calon.
Namun, memang perlu disadari bahwa dalam politik semua bisa terjadi. Polri bisa dibawa arus politik, namun tidak hanya pada Kapolri.
Pejabat negara lain juga memiliki potensi untuk membawa sebuah lembaga menguntungkannya dalam pilpres.
”Misalnya, Panglima TNI masuk bursa juga Korpsnya tidak mungkin diam. Seperti itu juga terjadi pada Kapolri (jika jadi cawapres, red),” ujarnya.
Muncul kekhawatiran Polri ikut terseret untuk digunakan dalam memenangkan salah satu pasangan calon dalam Pilpres 2019.
- Mendagri Tito Dukung Sukseskan Perayaan Natal Nasional 2024 di Indonesia Arena
- Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Mempercepat Penyelesaian RTRW dan RDTR
- Mendagri Tito Minta Pemda Percepat Pendataan Irigasi di Daerah untuk Swasembada Pangan
- Panglima TNI Menunjuk Letjen Nugroho Sulistyo Budi menjadi Kepala BSSN
- Puluhan Ribu Kader Hadiri Fun Run dan Walk, Kampanyekan Indonesia Tanpa KDRT
- Minta Wacana Polri di Bawah Kemendagri Dihentikan, GP Ansor: Langkah Tito Sudah Tepat