Margiono, Selalu Ada Jalan

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Margiono, Selalu Ada Jalan
Margiono. Foto: Dok PWI.

Di bawah Margiono Rakyat Merdeka menjadi konglomerat tersendiri dengan beberapa media yang menjadi anaknya. Margiono melahirkan koran-koran seperti ‘’Lampu Merah’’.

Mereka yang skeptik menyebut koran-koran Margiono kuning dan murahan.

Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa Margiono memahami filosofi post-modernisme dan menerapkannya dalam praktik jurnalisme.

Dengan reputasi itu Margiono menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat selama dua periode 2008-2018.

Banyak terobosan yang dilakukan Margiono. Ia menmberikan penghargaan Press Card Number One kepada jurnalis-jurnalis senior. Di masa Margiono perhelatan Hari Pers Nasional menjadi ajang bergengsi.

Di akhir masa jabatannya sebagai ketua PWI Margiono tergoda untuk masuk ke dunia politik praktis. Ia pulang kampung dan mengikuti pemilihan bupati Tulungagung pada 2018.

Margiono bisa meyakinkan seluruh parpol untuk mendukungnya melawan petahana Syahri Mulyo yang hanya didukung PDIP.

Syahri Mulyo kena operasi tangkap tangan atau OTT KPK pada saat-saat terakhir, tetapi Margiono tetap tidak bisa memenangi perhelatan politik itu. Kekuatan jaringan ‘’botoh’’ di Tulungagung masih sulit ditembus Margiono.

Margiono dan kawan-kawan disebut sebagai generasi Kembang Jepun yang menjadi pionir awal kemajuan Jawa Pos.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News