Margo: Beras Bekontribusi Paling Besar Pada Garis Kemiskinan
"Secara jumlah, penduduk miskin pada Maret 2021 ini tercatat sebesar 27,54 juta orang atau turun 0,01 juta orang dibandingkan September 2020. Tapi masih meningkat 1,12 juta orang dibandingkan Maret 2020," kata.
Margo memaparkan jumlah penduduk miskin di perkotaan mengalami kenaikan 138,1 ribu orang, dari sebelumnya 12,04 juta orang pada September 2020 menjadi 12,18 juta orang pada Maret 2021.
Lebih lanjut, kata dia, secara persentase kenaikan penduduk miskin di perkotaan hanya 0,01 persen poin, dari sebelumnya 7,88 persen pada September 2020 menjadi 7,89 persen pada Maret 2021.
Sebaliknya, jumlah penduduk miskin di pedesaan justru menurun 145 ribu orang, dari sebelumnya 15,51 juta orang pada September 2020 menjadi 15,37 juta orang pada Maret 2021.
"Berdasarkan presentase, penurunan penduduk miskin di pedesaan sebesar 0,10 persen, dari sebelumnya 13,2 persen pada September 2020 menjadi 13,10 persen pada Maret 2021," bebernya.
BPS juga mencatat penurunan jumlah penduduk miskin di desa karena keberhasilan berbagai program pembangunan di desa, termasuk adanya penyaluran dana desa.
Pemerintah, lanjut dia, bisa mengentaskan kemiskinan dengan mengendalikan harga barang yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk miskin.
"Salah satunya, beras yang berkontribusi paling besar terhadap garis kemiskinan dengan sumbangan 20,03 persen di perkotaan dan 24,06 persen di pedesaan," tegas Margo. (antara/jpnn)
BPS mencatat penyumbang terbesar garis kemiskinan ialah beras. Garis kemiskinan pada Maret 2021 sebesar Rp 472.525 per kapita per bulan atau naik 2,96 persen dibandingkan September 2020 dan 3,93 persen dibandingkan Maret 2020.
- Lumbung Pangan Group Luncurkan Beras Premium Petani Indonesia Hebat
- Pemprov Jateng Salurkan 10 Ton Beras Cadangan Pangan
- Pemerintah Berencana Alihkan Subsidi BBM jadi BLT, tetapi
- Konon Inilah Penyebab Pengangguran di Palembang
- Debat Pilgub Jateng: Andika Sebut Indeks Demokrasi dan Pelayanan Publik Menurun
- APBD Besar, Mengapa Masih Banyak Warga Kaltim yang Miskin?