Marhaen: Angka Anak Putus Sekolah di Tangsel Tinggi karena...
jpnn.com - JAKARTA--Anak putus sekolah karena di suruh orang tuanya bertani dan menikah, tidak hanya terjadi di wilayah perdesaan. Di daerah perkotaan seperti Tangerang Selatan juga terjadi.
Menurut Kepsek SMPN 7 Tangsel Marhaen Nusantara, pada 2007/2008, angka anak putus sekolah di wilayah Tangsel cukup tinggi. Yang laki-laki diminta berhenti sekolah karena disuruh orang tuanya mencangkul sawah. Anak perempuan dinikahkan agar ada yang bantu ke sawah.
"Saya tidak menyangka, Tangsel yang wilayahnya berkembang masih berpikiran sekolah tidak penting. Namun seiring dengan perkembangan Tansel yang semakin pesat, anak-anak putus sekolah mulai berkurang. Apalagi di Tangsel, setiap anak mendapatkan dana BOS 100 ribu rupiah," beber Marhaen yang sudah delapan tahun menjadi Kepsek SMPN 7 Tangsel.
Dia menambahkan, SMPN 7 Tangsel menjadi salah satu sekolah favorit orangtua murid. Itu sebabnya, untuk menjaring siswa berkualifikasi baik, pihaknya menerapkan pendaftaran online. (esy/jpnn)
JAKARTA--Anak putus sekolah karena di suruh orang tuanya bertani dan menikah, tidak hanya terjadi di wilayah perdesaan. Di daerah perkotaan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gelar Rektor Menyapa 2024, Universitas Mercu Buana Bagikan Beasiswa
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sampaikan Kabar Baik untuk Guru, Siap-Siap Saja
- Cikarang Listrindo Kembangkan SMKN 1 Babelan Menjadi Sekolah Keunggulan
- Mendikdasmen: Gelar Hasil Karya Buka Peluang Peserta Didik Mendapat Pendidikan Bermutu
- Guru Agama Bingung, Kemenag & Kemendikdasmen Lepas Tangan soal Tunjangan Sertifikasi
- Wisuda ke-7 i3L, 180 Lulusan Siap Melangkah ke Dunia Profesional