Mari Bantu Perangi Virus Corona di Indonesia dengan Berhenti Merokok

Mari Bantu Perangi Virus Corona di Indonesia dengan Berhenti Merokok
Data dari China menunjukkan rerata korban meninggal karena corona adalah pria berusia 50 tahunan dan merokok. (Miles Eliason: www.myspace.com/milestone362)
Mari Bantu Perangi Virus Corona di Indonesia dengan Berhenti Merokok Photo: Dr Avin Fadilla Helmi dari Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta. (Foto: Koleksi pribadi)

 

Dr Avin mengatakan informasi soal 'social distancing' dan bagaimana melakukannya masih belum sepenuhnya dimengerti.

Ia mengaku pernah mencoba bertanya di WhatsApp grup sebuah kelompok PKK tingkat RT soal apa yang sudah ibu-ibu pahami dari pesan yang dikirim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) soal 'social distancing'.

Avin mendapatkan bahwa pada umumunya anjuran untuk tidak keluar rumah sudah dimengerti dan bila keluar rumah harus menggunakan masker.

"Namun salah satu ibu mengatakan bahwa menjaga jarak itu bersifat fleksibel," jelas Dr Avin.

"Artinya, jika olah raga memang bisa diatur jaraknya 1 meter tetapi jika dalam pengajian, masa duduknya 1 meter-an, mestinya duduk berdekatan tetapi tidak perlu bercakap-cakap," demikian jawaban seorang ibu, seperti dituturkan Avin.

Menurutnya, kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan di masyarakat sudah mengakar dan bahkan jadi identitas masyarakat.

Karenanya bisa menjadi hambatan dalam pelaksanaan 'social distancing'.

Dengan peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang dilaporkan semakin meningkat di Indonesia, berbagai upaya masih bisa dilakukan untuk menghindari diri dari virus corona

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News