Mari, Meneruskan dan Mengoreksi Sukarno
Hasan Aspahani
Senin, 26 Januari 2015 – 13:54 WIB

Mari, Meneruskan dan Mengoreksi Sukarno
Bung Karno dengan romantis merumuskan ideologinya lewat sosok petani kecil di pinggiran Bandung. Petani dengan rumah sendiri, sebidang tanah sendiri, alat kerja sendiri, sepeda, dan hasil panen yang ia gunakan sendiri untuk dirinya dan keluarganya. Marhaen nama petani itu lalu diikonkan oleh Bung Karno untuk menamai rumusan ideologinya: Marhaenisme.
Wong Cilik yang kini menjadi barisan penyokong fanatik PDI Perjuangan adalah Marhaen-Marhaen yang akan terus tumbuh dan ada, terus menjadi alasan bahwa di negeri ini apa yang dirumuskan oleh Bung Karno di dalam penjara Banceuy tak pernah kehilangan relevansinya.
“Seorang pemimpin tidak berubah karena hukuman. Saya masuk penjara untuk memperjuangkan kemerdekaan, dan saya meninggalkan penjara dengan pikiran yang sama,” ujar Bung Karno. Ini kutipan yang saya sukai dari bukunya "Bung Karno, Sang Penyambung Lidah Rakyat".
Penjara bagi kaum Marhaen sekarang adalah keterbatasan. Kemerdekaan bagi mereka adalah terbebas dari kemiskinan. Anda, partai Anda PDI Perjuangan, petugas partai Anda Presiden Joko Widodo, saat ini punya kesempatan sangat besar untuk membebaskan mereka dari penjara dan mewujudkan kemerdekaan kaum Marhaen.
IBU Megawati yang saya hormati dan kagumi, saya menghormati dan mengagumi Anda sebagaimana saya mengagumi Bung Karno, ayah biologis dan ideologis
BERITA TERKAIT
- Canton Fair 2025: Diplomasi Rantai Pasok Dunia di Tengah Ketegangan Perang Dagang AS-China
- RUU KUHAP Menguatkan Peran Advokat untuk Perlindungan HAM
- Eksistensi Suap Hakim, Mafia Hukum dan Peradilan di Indonesia: Penyakit Kronik dan Upaya Penanggulangannya
- Revisi UU TNI: Menyelaraskan Ketahanan dengan Dinamika Zaman
- Bawaslu Konsisten Mengawal Demokrasi
- Paradigma Pemidanaan KUHP Nasional