Maroko Investasi USD 800 Juta untuk Perkebunan
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia menerima investasi di sektor perkebunan tebu yang terintegrasi dengan peternakan sapi potong di kabupaten Timor Tengah Utara, NTT sebesar USD 800 juta atau setara Rp 10,9 triliun dari GDTC Grup.
Investasi yang dikelola oleh PT GDTC Majestic Agro Industri itu diproyeksikan akan panen pertama pada dua tahun ke depan.
Chairman of the Board of Directors and the President of the Executive Board of GDTC Investments Sharif Ahmad Bin Zuhir Bin Mohammad Bin Jaber Al Natour mengatakan, investasi ini untuk mendorong industri gula guna memenuhi ketersediaan gula Indonesia setiap tahunnya.
Sebab, konsumsi Indonesia sekitar 5,7 juta ton, sedangkan pasokan dalam negeri hanya 3,5 juta ton.
"Karena itu, Indonesia harus mengimpor gula sebesar 2,2 juta ton,” kata Sharif dalam keterangan yang diterima, Senin (9/4).
Sharif memprediksi kebutuhan gula Indonesia akan meningkat 25 persen atau sekitar 7,1 juta ton pada tahun depan.
Jumlah tersebut dibagi menjadi dua sektor, gula untuk konsumsi langsung sebesar 3,5 juta ton sedangkan gula untuk industri sebesar 3,6 juta ton.
Untuk itu, PT GDTC Majestic Agro Industri akan membangun dua unit pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 99 hektare. Pabrik tersebut akan beroperasi selama 200 hari dengan kapasitas 6 ribu ton can per day (TCD).
Maroko memberi investasi USD 800 Juta untuk sektor peternakan dan perkebunan Indonesia.
- TNI AD Merekrut Bintara Ahli Pertanian dan Perkebunan untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
- Apkasindo dan TSIT Jalin Kerja Sama Menyiapkan Petani Sawit Indonesia Hadapi EUDR
- PTPN IV PalmCo Targetkan 2,1 Juta Bibit Unggul Diserap Petani Sawit
- Sektor Perkebunan jadi Penopang Kebutuhan Pangan dan Energi
- Melalui Ngobras, Kementan Jabarkan Nilai Tambah Hasil Perkebunan
- Kejagung Intensif Periksa Saksi Kasus Korupsi Duta Palma di Pekanbaru