Marshal Manengkei, Komponis Kelas Dunia yang Pilih Habiskan Hari Tua di Indonesia

Berencana Bikin Pengolah Sampah dan Stasiun TV

Marshal Manengkei, Komponis Kelas Dunia yang Pilih Habiskan Hari Tua di Indonesia
Marshal Condrat Jules Manengkai, seorang pencipta lagu-lagu taraf internasional yang saat ini memutuskan tinggal di Indonesia. Marshal tinggal di Belanda selama 46 tahun dan sampai saat ini aktif berkarya di bidang seni, khususnya mengarang lagu. Foto : Diptawahyu/Jawa Pos
Yang tidak suka umumnya karena dipicu pilihan musik para musisi Indo Belanda, yaitu pop dan rock yang ketika itu masih tergolong asing di Belanda. Tak mengherankan, Tielman Brothers yang mulai bermusik dengan aliran tersebut sejak 1950-an dianggap sebagai pionir rock and roll di negeri yang wilayah daratannya lebih rendah daripada lautannya itu. "Orang-orang heran dan tercengang lihat anak muda nyanyi sambil jingkrak-jingkrak," kata Marshal, lantas tertawa.

Setelah berhasil rekaman untuk lagunya, Play Me a Love Song, pada 1973, Marshal yang memakai nama panggung Noby Dick tergerak menjadi produser. Dia semakin rajin menciptakan lagu dan pada 1974 menggawangi rekaman untuk The Blue Diamonds.

Mengusung single Ramona, band itu terkenal hingga ke salah satu kiblat musik dunia, Amerika Serikat. Ramona sempat mendudukkan duo berdarah Indonesia itu di peringkat I di Billboard.

Tahun berikutnya, giliran Tielman Brothers -para personelnya juga keturunan Indonesia- yang turut dikawalnya berkarya. Lagu lain yang diciptakan Marshal, antara lain, adalah My Love yang dinyanyikan Rosy and Andress dan Somewhere Between yang versi Indonesia dinyanyikan oleh Titik Sandora. "Saya malah tidak tahu-menahu siapa yang menerjemahkan (Somewhere Between)," kata Marshal sembari tersenyum geli.

Bakat musik Marshal Conradt Jules Manengkei terasah berkat interaksinya dengan komunitas Indo Belanda di Belanda yang juga melahirkan Daniel Sahuleka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News