Marshal Manengkei, Komponis Kelas Dunia yang Pilih Habiskan Hari Tua di Indonesia
Berencana Bikin Pengolah Sampah dan Stasiun TV
Senin, 24 September 2012 – 00:24 WIB

Marshal Condrat Jules Manengkai, seorang pencipta lagu-lagu taraf internasional yang saat ini memutuskan tinggal di Indonesia. Marshal tinggal di Belanda selama 46 tahun dan sampai saat ini aktif berkarya di bidang seni, khususnya mengarang lagu. Foto : Diptawahyu/Jawa Pos
Tuwuk berkiprah di dunia musik, Marshal pun lalu teringat kembali ke pesan sang ayah. "Beliau berpesan agar saya kembali ke Indonesia dan berbagi ilmu jika telah mereguk sukses," katanya.
Memasuki usia 40-an tahun saat pesan itu terngiang kembali, Marshal bertekad memulai lembar baru kehidupan. Berharap dikarunia umur setidaknya hingga tiga dekade lagi, dia berkomitmen membagi hidupnya menjadi tiga tahap.
Sepuluh tahun pertama untuk bekerja sesuai dengan bidang kuliahnya, yakni arsitek. Sepuluh tahun berikutnya, bekerja untuk pemerintah Belanda. Dan, sepuluh tahun terakhir, untuk melakukan hal yang dia inginkan dengan menggabungkan dua pengalaman sebelumnya. "Pilihan saya, berkarya untuk Indonesia," katanya perlahan namun pasti.
Desember tahun lalu rencana ketiga diwujudkan dengan memilih tinggal di Indonesia, tepatnya di Sidoarjo, tetangga kota tanah kelahirannya, Surabaya. Setumpuk rencana sudah memenuhi kepalanya untuk mengisi hari-hari tua di negeri yang tetap dicintainya kendati puluhan tahun ditinggalkan ini. Di antaranya, Marshal ingin membangun pabrik untuk mengolah sampah.
Bakat musik Marshal Conradt Jules Manengkei terasah berkat interaksinya dengan komunitas Indo Belanda di Belanda yang juga melahirkan Daniel Sahuleka
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara