Marsinah FM, Radio Perjuangan Komunitas Buruh Perempuan di Cakung
Penyiar Rela Tak Dibayar, Jadi Tempat Curhat Teman
Selasa, 14 Agustus 2012 – 01:09 WIB
Gaya Oliv mengudara memang tampak profesional dengan gaya bahasa yang santun dan tertata. Dia bukan tipe penyiar "gaul" yang cenderung ceplas-ceplos di depan mik. "Lha wong tugas saya membawakan acara tembang kenangan kok, masak gayanya ceplas-ceplos," ujarnya, lantas tersenyum.
Oliv mengakui bahwa dirinya masih harus belajar dan memperbanyak jam mengudara. Dia baru tiga bulan ini menjadi penyiar di radio komunitas para buruh itu. Meski begitu, dari hari ke hari dia merasakan perkembangan yang pesat saat berada di depan mik.
"Dulu, awalnya, sering grogi sehingga kata-kata yang keluar dari mulut jadi tidak keruan. Sekarang alhamdulillah, sudah lumayan lancar. Ya kalau sekali-kali keseleo lidah mungkin biasa," paparnya.
"Sekarang cari lagu, mutar lagu, buka YouTube sudah biasa," katanya, lalu ngakak lagi.
Marsinah, pejuang buruh dari Sidoarjo, memang sudah lama tiada. Namun, api perjuangannya hingga kini terus menyala. Salah satunya diwujudkan lewat
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara