Martir Minoritas

Oleh: Dahlan Iskan

Martir Minoritas
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Dan siapa tahu yang merazia hari itu juga lagi mengincar Mahsa.

Mahsa itu triple-minoritas. Dia wanita di tengah kekuasaan laki-laki di Iran.

Dia suku Kurdi di tengah mayoritas suku Parsi. Dia dari kota yang terbanyak penduduk superminoritas Yahudinya: Kota Saqiz.

Kota Saqiz hampir di perbatasan Iran dan Iraq. Jauh di bagian utara.

Wilayah perbatasan itu, di sisi Iran dihuni oleh suku Kurdi. Di sisi Iraq juga suku Kurdi.

Wilayah Kurdi ini masih nyambung ke sisi Turki yang di perbatasan. Kurdi di tiga negara itu punya misi yang sama: ingin mendirikan negara Kurdi yang terpisah dari Iran, Iraq dan Turki.

Kota Saqiz sangat indah. Bukitnya, lembahnya, sungainya, danaunya jalin menjalin di ketinggian 1.400 meter. Salah satu ancaman yang dianggap bisa mengganggu Iran dan Iraq dan Turki datang dari kawasan itu.

Akan tetapi, meninggalnya Mahsa melampaui semua identitas itu. Isu wanita, isu jilbab, dan isu demokrasi menjadi sangat universal.

Awalnya keadaan di Iran memang seperti sangat gawat. Kesan saya: seperti kerusuhan 1998 di Jakarta, apalagi informasi yang masuk ke saya sangat serius.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News