Mary Astuti, sang Penemu yang Bangga Dijuluki Profesor Tempe
Cemas Karena Petani Sering Terpengaruh Benih Bawaan Tim Sukses
Kamis, 25 Desember 2008 – 02:04 WIB
Saat krisis finansial global tak jelas kapan ujungnya seperti sekarang, guru besar UGM Prof Dr Mary Astuti kian rajin turun ke pematang. Dia berkampanye agar petani mau menanam kedelai, komoditas impor yang saat krisis makin membebani negara.
Laporan RIDLWAN HABIB, Jogja
BIJI hitam itu tampak mengkilat. Ketika diraup dengan dua tangan, varietas kedelai temuan Universitas Gajah Mada (UGM) tersebut terlihat bersih. Tidak meninggalkan bekas di telapak tangan. ’’Ini namanya Malika. Varietas unggulan kedelai hitam setelah 15 tahun tidak ada varietas baru,’’ ujar Prof Dr Mary Astuti kepada Jawa Pos di ruang kerjanya di Fakultas Teknologi Pertanian (TP) UGM pekan lalu.
Di fakultasnya, Mary saat ini memimpin Lembaga Pengembangan Teknologi dan Manajemen Industri (LPTMA). ’’Sekarang bersama teman-teman di fakultas lain, kami berupaya memperluas area penanaman kedelai hitam Malika ini,’’ katanya.
Saat krisis finansial global tak jelas kapan ujungnya seperti sekarang, guru besar UGM Prof Dr Mary Astuti kian rajin turun ke pematang. Dia berkampanye
BERITA TERKAIT
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis