Marzuki Kurang Jam Terbang, Demokrat jadi Bulan-bulanan
Senin, 04 April 2011 – 18:48 WIB

Ketua DPR RI Marzuki Alie.
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit mensinyalir polemik gedung baru sebagai buah konspirasi politik dari fraksi-fraksi yang ada di DPR, dengan target memojokkan Partai Demokrat (PD). Skenarionya, mirip dengan kasus Bank Century dan menempatkan PD sebagai pihak yang dikeroyok. Pengamat berkuncir itu menganggap Marzuki sebagai figur polos yang memasang badan untuk membela keputusan institusi DPR. Namun karena ada konspirasi politik, lanjutnya, maka Marzuki Alie diletakan pada posisi sebagai pihak yang ngotot membangun gedung baru DPR.
“Ini konspirasi politik praktis dari fraksi-fraksi di DPR untuk menyudutkan Partai Demokrat sebagai partai terbesar dengan tujuan untuk menghancurkan PD pada pemilu 2014 nanti," kata Arbi Sanit di gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (4/4).
Baca Juga:
Menurut Arbi, skenario konspirasi itu bisa berjalan jalan karena fraksi-fraksi di DPR tahu betul perihal ketidakmatangan berpolitik dari kader-kader PD. "Terkait dengan rencana pembangunan gedung baru DPR, jelas korbannya adalah Ketua DPR dari Fraksi Demokrat sendiri," ungkap Arbi Sanit.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit mensinyalir polemik gedung baru sebagai buah konspirasi politik dari fraksi-fraksi
BERITA TERKAIT
- Heikal Safar Apresiasi Prabowo yang Memilih Aktivis HMI untuk Jabatan Penting di Pemerintahan
- PKS Gelar Pawai Sepeda, HNW Ajak Umat Siapkan Fisik untuk Ramadan
- Soal Program Remaja Bernegara, Wantim NasDem Bicara Pentingnya Pendidikan Politik
- Bertemu Wagub Erwan Setiawan, Bamsoet Dukung Pemekaran Daerah di Jawa Barat
- Anis Matta: Partai Gelora Akan Menjelma Jadi Rumah Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
- Kader PDIP Wali Kota Semarang Akhirnya Berangkat Retret di Akmil Magelang