Marzuki Nilai Heboh SMS SBY tak Penting
jpnn.com - BOGOR - Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie tak mau ambil pusing terkait pesan singkat atau SMS yang beredar ke publik yang diduga dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dia juga mengaku tak menerima pesan singkat yang belakangan heboh dibicarakan itu.
"Kalau ada (SMS itu-red) kenapa kalau enggak ada kenapa?. Saya kebetulan enggak terima SMS itu, jadi saya enggak tahu persis apakah SMS itu ada atau enggak," aku Marzuki usai menghadiri perayaan HUT Demokrat ke 12 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/10) malam.
Lebih lanjut Marzuki juga menegaskan dirinya tak mau berkomentar sesuatu yang tidak ia ketahui. "Mungkin itu internal pengurus dan saya kan di Majelis Tinggi, jadi saya enggak mau komentar sesuatu kalau saya enggak tahu," terangnya.
Marzuki yang juga menjabat sebagai Ketua DPR ini, menilai SMS itu tak penting untuk dia ketahui. Baginya lebih baik mengurusi rakyat dibanding meributkan SMS yang belum jelas kebenarannya.
"Itu (SMS-red) juga enggak terkait dengan DPR, saya enggak berkepentingan menjawab karena itu enggak ada kaitannya dengan jabatan saya di DPR. Ngurusin rakyat lebih penting dari pada SMS. Saya enggak mau membaca sesuatu yang enggak ada manfaatnya, lebih baik bekerja untuk rakyat," tegasnya.
Hal senada juga dikatakan Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok, dia mengaku tak mendapat pesan singkat yang menjadi perbincangan itu. "Biasanya dapat SMS (dari SBY-red), tapi kemarin tidak," tuturnya.
Karenanya dia meragukan kebenaran SMS tersebut, terlebih menurutnya gaya bahasa dalam SMS itu bukan gaya bahasa yang biasa digunakan SBY. "Bahasa SMS nya terlalu detail, bukan ciri khas Pak SBY. Bahasanya juga bukan untuk disebarluaskan," bebernya. (chi/jpnn)
BOGOR - Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Marzuki Alie tak mau ambil pusing terkait pesan singkat atau SMS yang beredar ke publik yang
- Tinjau Gereja, Pj Gubernur Jakarta Pastikan Natal Berjalan Lancar
- Menko Pratikno dan Stakeholder Tinjau Pelabuhan Merak untuk Pastikan Kelancaran Nataru
- Kemensos dan BKN Gelar Tes Pegawai Disabilitas Netra dengan Sistem Komputer CACT
- Sekjen PDIP Hasto Jadi Tersangka, Pengamat: KPK Harus Beri Penjelasan Terbuka
- Germas PP Minta KPK Proses Bupati di Jateng Ini
- Hasto Jadi Tersangka, Guntur Romli: PDIP Makin Ditekan, Makin Melawan