Mas Menteri Nadiem Canangkan PTM Terbatas, Begini Respons Psikolog Anak

Mas Menteri Nadiem Canangkan PTM Terbatas, Begini Respons Psikolog Anak
Ilustrasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Psikolog Anak Elizabeth Santosa menggambarkan kondisi psikologi anak yang melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama tiga semester terakhir.

"Penelitian mengatakan 65 persen anak itu sudah menjadi ketergantungan, adiksi," kata Elizabeth dalam diskusi daring berjudul 'Apa Kabar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas?' pada Kamis (24/6).

Selain itu, lanjut Elizabeth, rasa kesepian dalam diri anak bukan hanya menimbulkan kemalasan tetapi juga perilaku agresif yang membuat anak menjadi tantrum atau menunjukkan ledakan emosinya.

Dampak lainnya ialah malas mengerjakan tugas, turunnya motivasi belajar anak, bosan, kurang konsentrasi, sedih, stres, bingung, merasa terpisah dari lingkungan serta turunnya nilai dan kinerja belajar anak.

Perempuan yang akrab disapa Lizzie itu mengaku durasi PJJ yang dinilai cukup panjang ini juga memberikan kesulitan kepada psikolog untuk mengatasi kondisi pskologi anak.

Pada tahun lalu, katanya, dia bisa memberikan saran kepada para orang tua memberikan semangat, pelukan, kasih sayang kepada anak anak, lalu juga memberikan mereka banyak mainan yang sifatnya edukasi.

"Nah ini yang dicemaskan sekali bahkan psychologist juga sudah kehabisan ide," ujar Lizzie.

Meski begitu, dia menyarankan para orang tua untuk terus optimis dan tidak putus asa dalam mendampingi anak-anak belajar.

"Boleh saja anak-anak menggunakan gawai selama belajar, juga setelah belajar biasanya mengerjakan tugas tetapi perlu ada pengawasan dan konsekuensi," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mencanangkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di awal tahun ajar pada Juli mendatang.(mcr9/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

Hampir satu setengah tahun anak-anak menjalani pembelajaran jarak jauh. Hal ini menimbulkan dampak bagi kondisi psikologi mereka. Begini penjelasan psikolog anak.


Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News