Masa Denial yang Mestinya Bisa Dilewati
Oleh Dahlan Iskan
Kita harus berterima kasih karena dalam kesulitan ekonomi ini kubu oposisi tidak banyak mempersoalkan pemerintah. Meski penyebabnya mungkin karena Golkar pecah. Dan perpecahannya mungkin akan lebih lama daripada masa krisis ini.
Demikian juga PPP. Dua kubu dalam partai Islam ini bukanlah tipe yang mudah bersatu. Partai Islam satunya, PAN, bahkan sudah bergabung ke pemerintah. Hanya PKS yang masih solid. Bahkan kelihatannya kian solid. Hasil munas terakhir PKS mendapat apresiasi yang luar biasa di kalangan anak muda Islam.
Dengan gambaran itu, mestinya masa denial bisa segera kita lewati. Agar proses pengobatan krisis bisa efektif. Krisis ini tidak bisa diatasi hanya oleh pemerintah meski yang utama adalah pemerintah. Pengakuan pemerintah bahwa kita lagi sulit akan menimbulkan rasa simpati dan empati. Dari sini akan muncul saling membantu. Saling percaya. Krisis ini akan sulit diatasi kalau terjadi krisis kepercayaan. Atau kalau tidak ada rasa ketenangan dalam berusaha.
Tidak usahlah ada yang mengatakan bahwa ini belum krisis. Inflasi masih terkontrol. Harga tomat masih Rp 1.000 per kg. Dan sebangsa itu. Fakta itu akan cepat berubah. Tiwas kita kehilangan waktu.
Tidak perlu juga menyalahkan Amerika Serikat (AS), Korea, atau Tiongkok. Apalagi menyalahkan SBY segala. Itu hanya akan menambah sinyal bahwa kita, secara tidak sadar, masih berada di fase denial.
Kita syukuri ekonomi kita di masa lalu pernah tumbuh tinggi beberapa tahun. Sehingga kini kita lebih punya modal untuk memasuki masa sulit. Tapi, tidak perlu juga ada yang terlalu membanggakan masa-masa itu karena toh sudah lewat. Itulah masa ketika AS mengatasi krisis ekonominya yang berat pada 2008 dengan cara semena-mena: mencetak uang dolar sebanyak-banyaknya!
Cara itu berhasil menggairahkan ekonomi AS (juga ekonomi dunia). Tapi juga berhasil meningkatkan utang luar negeri yang fantastis di banyak negara! Termasuk Tiongkok. Angka-angka peningkatan utang luar negeri itu mengerikan. Dalam waktu singkat.
Mengapa AS mengatasi krisisnya dengan mencetak uang dolar sebanyak-banyaknya? Karena toh dolar itu akan beredar di luar negeri. Tidak akan punya dampak inflasi di dalam negeri AS sendiri. Coba kalau negara lain yang mencetak uang seperti itu. Misalnya kita. Ekonomi negara itu akan hancur karena inflasinya tidak terkendali.