Masa Depan

Dahlan Iskan

Masa Depan
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Saya pernah iseng menghitung di jalan tol dari Jakarta ke Surabaya. Di antara 19 mobil yang lewat belum tentu ada satu sedan.

Tesla adalah sedan saya terakhir. Istri saya sudah sulit masuk sedan. Apalagi keluarnya. Padahal badannyi sekarang sudah sangat langsing. Usia rupanya berpengaruh pada sedan. Apalagi kalau lagi pakai kebaya.

India sebenarnya juga ngebet ingin dominan di mobil listrik. Impor BBM India telah menyiksa ekonomi negeri itu: yang terbesar di dunia. Juga salah satu produsen emisi terbesar sejagat raya.

Akan tetapi India punya hambatan besar untuk masuk mobil listrik: belum bisa mengolah lithium.

India sebenarnya sudah menemukan tambang lithium. Besar sekali. Di Kashmir! Yang mayoritas penduduknya Muslim. Jelaslah mengapa India tidak rela Kashmir merdeka.

Pekan lalu India mengumumkan: siap bekerja sama dengan negara mana saja untuk mengolah tambang lithium itu. Terutama mendirikan pabrik processing lithium.

Dari bahan tambang demonical menjadi lithium. Lalu membangun pabrik baterai untuk kepentingan pengembangan mobil listrik dalam negeri.

Untuk sementara India tidak mau menggalakkan mobil listrik. India tidak mau tergantung pada bahan baku lithium dari Tiongkok.

MASA depan itu telah datang Kamis lalu. Bukan bagi kita. Tetapi bagi Tiongkok. Khususnya di bidang mobil listrik.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News