Masa Kecil di Tepi Sungai, Kini Komandan Kapal Perang TNI AL
jpnn.com - KOMANDAN KRI John Lie-358, Kolonel Laut (P) Heri Triwibowo SE. Pria kelahiran Papringan, Banyumas ini bertekad memperkenalkan kesenian khas Banyumas, ebeg dan kentongan ke dunia internasional saat misi perdamain PBB di Lebanon.
Wahyu Perwitasari, PURWOKERTO
Asap pekat membumbung tinggi sampai ke langit. Aroma gosong dari pembakaran batu-bata begitu menyengat hidung siapa saja yang melintasi jalan kabupaten di Desa Papringan, Kecamatan Banyumas. Sementara belasan perahu pasir berjajar rapi di sepanjang Sungai Serayu.
Namun, dari balik aroma gosong yang menyengat itulah, Papringan melahirkan Kolonel Laut (P) Heri Triwibowo SE. Pria 42 tahun itu kini menjabat sebagai Komandan KRI John Lie-358. Bukan lagi perahu pasir yang banyak di desa kelahiranya, Papringan.
Heri saat ini menjadi Komandan Satuan Tugas Maritim TNI Konga XXVIII-I United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) 2016. KRI John Lie-358 masuk jajaran Satuan kapal eskorta Koarmatim.
Heri saat ini memang menetap ke Kota Pahlawan, Surabaya. Agustus mendatang, Heri siap berlayar. Bersama 106 anggota satgas, dia akan berlayar membawa misi Kontingen Garuda Indonesia dalam satuan tugas Maritime Task Force (MTF) XXVIII-I/UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) 2016.
Ditemui di Papringan, Heri memberikan gambaran bagaimana ia akan memimpin pasukannya bertugas di Libanon.
"Tugas kami nantinya menjaga perbatasan laut Lebanon dari setiap pelanggaran dan kegiatan ilegal yang bisa mengganggu stabilitas keamanan kawasan Timur Tengah," ujarnya.
KOMANDAN KRI John Lie-358, Kolonel Laut (P) Heri Triwibowo SE. Pria kelahiran Papringan, Banyumas ini bertekad memperkenalkan kesenian khas Banyumas,
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis