Masa Senja Partai Banteng
Sabtu, 10 April 2010 – 07:17 WIB
Bahwa jika segenap struktur organisasi PDIP dari desa, kecamatan, kabupaten-kota, provinsi dan nasional masih menyanyikan "koor" tetap memilih Mega – justru sebelum kongres - tak lain karena sudah terbiasa dengan gaya kepemimpinan yang sentralis itu. Maaf, mungkin, warga PDIP malah sudah menikmatinya.
***
Toh, Mega sudah terpilih. Harus diakui bahwa sikap Mega yang akhirnya menolak wacana berkoalisi dengan pemerintahan Yudhoyono patut dipuji. Konon, pemikiran yang dilambungkan oleh suaminya, Taufik Kiemas ini disebut kubu pragmatis. Dengan kata lain, kubu ideologis lah yang menang.
Tapi apa sih yang dimaksud dengan kubu ideologis?
Sayang, teman saya itu bukan insider PDIP. Apalagi saya pun hanya seorang jurnalis. Namun jika bercermin kepada Soekarno, seorang nasionalis tulen itu, kita heran justru di era Megawati, beberapa BUMN malah korban privatisasi. Sebutlah, Indosat, sebuah karya besar anak bangsa yang kini mayoritas sahamnya dikuasai oleh asing.