Masa Tenang, Media Massa Diminta tak Berlebihan Beritakan Capres-Cawapres
jpnn.com - JAKARTA--Masa kampanye pilpres tinggal satu hari lagi. Setelah itu akan memasuki masa tenang sebelum pemungutan suara.
Untuk itu Peneliti Komunikasi Media Politik Universitas Indonesia Irwansyah mengingatkan, media massa nasional untuk menghentikan pemberitaan seputar capres/cawapres yang berlebihan.
Menurutnya sejak pileg hingga jelang pilpres, media massa sudah diwarnai dengan berbagai pemberitaan yang cenderung memihak partai, maupun pasangan capres/cawapres tertentu.
"Masa tenang harusnya diisi soal siaran KPU seperti tata cara memilih, bagamana orang daerah memilih di TPS yang berbeda. Bagaimana laporkan kecurangan. Masa tenang haruslah diisi KPU, Bawaslu, yang ceritakan proses pemilihan umum," ujar Irwansyah dalam diskusi 'Selamatkan Demokrasi Indonesia dengan Memilih Capres/Capres dari Sanubari yang Jernih' di Jakarta Pusat, Jumat, (4/6).
Menurutnya, hal itu seharusnya dituangkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) melalui sebuah aturan agar bisa dijalankan seluruh media massa.
Apalagi, kata dia, media massa belakangan ini juga meramaikan berita terselubung kampanye. Hal itu, kata dia, harus dicegah dalam masa tenang.
"Masa tenang, tidak boleh masuk satupun kampanye di media massa. Termasuk berita terselubung. Itu justru mengganggu," tandas Irwansyah. (flo/jpnn)
JAKARTA--Masa kampanye pilpres tinggal satu hari lagi. Setelah itu akan memasuki masa tenang sebelum pemungutan suara. Untuk itu Peneliti Komunikasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sidang Korupsi Timah, Hakim Pertanyakan Penghitungan Kerugian Negara Berdasarkan IUP
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso
- Masih Ragu Transplantasi Rambut? Simak Kiat Berikut
- Ketua Umum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Anak Guru PPPK di Karanganyar jadi Korban Pemerkosaan, Sang Ibu Minta Polisi Bertindak