Masa Ujian untuk Industri Asuransi
Kebal Krisis, Tapi Terkendala Modal
Senin, 22 Desember 2008 – 06:11 WIB
Namun, bukan berarti tidak ada kendala. Salah satunya terkait persyaratan permodalan minimal yang terus menanjak menjadi Rp 100 miliar pada 2010. Pelaku industri asuransi juga harus mengantisipasi sejumlah hal. Pendapatan masyarakat akan turun dan kanal bancassurance diperkirakan menunjukkan tren menurun.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) M. Shaifie Zein menilai, tahun ini industri asuransi syariah tetap tumbuh stabil. ''Kita targetkan pendapatan premi meningkat 40 persen sampai akhir tahun ini. Per September lalu sekitar Rp 1,5 triliun," ujarnya kepada Jawa Pos.
Soal masih minimnya kontribusi syariah, tutur dia, disebabkan sosialisasi belum tuntas. ''Karena itu, ke depan, sosialisasi jadi agenda serius jika perusahaan asuransi syariah ingin tetap eksis,'' jelasnya.
Bagaimana tahun depan? ''Pasar memang belum pasti, termasuk soal daya beli. Tapi, kami targetkan bisa tumbuh di kisaran 30 persen. Itu cukup rasional dalam kondisi seperti ini,'' ujar Shaifie.
JAKARTA - Di tengah gejolak finansial global, industri asuransi di tanah air tetap optimistis. Berbeda dengan sektor jasa keuangan lain, industri
BERITA TERKAIT
- Berpengalaman 19 Tahun, Safira Group Wujudkan Hunian Impian di Solo Raya
- Begini Upaya Bea Cukai Memutus Rantai Peredaran Rokok Ilegal di 2 Wilayah Ini
- Fokus Berkelanjutan, LPKR Libatkan Lini Bisnis Kelola Sampah dan Limbah
- Akses Listrik Berkeadilan Dinilai jadi Kunci Ekosistem Kendaraan Listrik
- Pengusaha Kecil Pasti Girang, Kementerian UMKM Bakal Sebar Kartu Usaha
- Industri Properti Bergerak Dinamis, LPKR Memperluas Penawaran Produk Baru Harga Terjangkau