Masalah Kejiwaan Melanda Pasien COVID dan Keluarga yang Ditinggalkan
Hilda Sofion, seorang perempuan di Jakarta kehilangan tiga anggota keluarganya, yakni Kadri, ayahnya yang berusia 79 tahun; Lina, ibunya yang berusia 74 tahun; serta Abrams, adiknya yang berusia 41 tahun.
Ketiganya meninggal dalam waktu yang berdekatan pada bulan Februari 2021.
"Papi di bulan Januari terkena serangan jantung dan meninggal tanggal 5 Februari," kata Hilda kepada wartawan ABC Sastra Wijaya.
"Mami meninggal 15 Februari dan adik saya Abrams menyusul mereka tanggal 20 Februari," ujarnya, yang juga menceritakan ibu dan adiknya sebelum meninggal dinyatakan positif tertular COVID-19.
Hilda yang bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan jaringan supermarket besar di Indonesia tersebut mengatakan ia hanya bisa menabahkan diri untuk menerima keadaan.
"Setiap hari saya masih mengingat mereka, namun hidup berjalan terus. Ada banyak hal yang harus saya urusin setelah mereka meninggal."
"Kadang sepulang kerja saat menyetir saya menangis ketika mengingat mereka, namun kemudian saya mencoba menguatkan diri sendiri," kata Hilda yang masih melajang.
Tak lagi memiliki keluarga inti, Hilda mengaku mendapat bantuan dari kalangan gereja di dekat rumahnya untuk membantunya secara spiritual.
Sejumlah warga di Indonesia menceritakan dampak psikologis yang mereka rasakan setelah anggota keluarganya meninggal akibat COVID-19
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan