Masalah Kejiwaan Melanda Pasien COVID dan Keluarga yang Ditinggalkan

Masalah Kejiwaan Melanda Pasien COVID dan Keluarga yang Ditinggalkan
Hilda Sofion (kiri) sekarang tinggal sendirian setelah kehilangan kedua orang tuanya dan adiknya. (Supplied)

"Kecemasan adalah isu utama yang dihadapi oleh pasien-pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri," katanya.

"Isu-isu psikologis pasien tidak lagi sebatas kecemasan terkait kesehatan diri dan keluarga, tapi meluas pada isu kesedihan ditinggal mati, kecemasan finansial, dan rasa tidak nyaman antara anggota masyarakat.

Lya juga pernah terlibat sebagai petugas pelacak ketika kasus COVID sedang tinggi di bulan Juli lalu, tapi terus melakukan layanan konseling.

Ia menceritakan saat itu hampir seluruh dusun di wilayah kerja puskesmasnya masuk dalam zona merah dan ketika melakukan pelacakan dia melihat banyak warga yang saling curiga satu sama lain.

"Ada kemarahan dan rasa tidak suka pada anggota masyarakat lain yang dinilai tidak peduli dengan pandemi sehingga tidak mau melakukan penyesuaian perilaku."

"Di samping itu, masyarakat juga cenderung merasa tidak aman dan sensitif terhadap cara pandang lingkungannya setelah mereka terpapar Covid-19," ujarnya.

Saat ini kasus COVID di Indonesia dilaporkan mengalami penurunan. Tapi belajar dari negara-negara lain, seperti di Eropa, wabah baru bisa saja terjadi apalagi saat tingkat vaksinasi belum tinggi.

Tapi menurut Lya masyarakat di daerahnya seharusnya sudah lebih siap dan lebih baik jika ada wabah baru, setelah belajar dari gelombang COVID kedua sepanjang bulan Juni hingga Juli lalu.

Sejumlah warga di Indonesia menceritakan dampak psikologis yang mereka rasakan setelah anggota keluarganya meninggal akibat COVID-19

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News