Masalah Korea Berimbas ke Neraca Perdagangan RI
Rabu, 01 Desember 2010 – 16:05 WIB
JAKARTA - Memanasnya situasi di Semenanjung Korea antara Korea Utara (Korut) dengan Korea Selatan (Korsel), mulai berimbas pada neraca perdagangan Indonesia. Neraca perdagangan Indonesia terhadap Korsel pada Oktober 2010, mulai menunjukkan terjadi defisit. Padahal selama ini, neraca perdagangan di antara kedua negara selalu pada posisi surplus. Namun, Rusman mengaku yakin, kondisi ini hanya bersifat sementara saja, karena memanasnya situasi di Semenanjung Korea. Kalaupun perang di antara kedua negara terus berlanjut, maka dampak riil baru akan terasa pada neraca perdagangan November 2010. "Semoga konflik kedua negara cepat selesai dan tidak berlarut-larut. Karena bisa memberikan efek domino bagi perdagangan internasional. Biasanya, Korsel penyumbang surplus perdagangan terbesar setelah AS," kata Rusman.
Kepada wartawan di Jakarta, Rabu (1/12), Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan mengatakan, secara umum neraca perdagangan Indonesia selama Oktober 2010 menunjukkan angka surplus sebesar USD 2,07 miliar.
Baca Juga:
"Total impor Indonesia tercatat USD 12,15 miliar, dan ekspor tercatat USD 14,22 miliar. Negara yang mengalami surplus dengan Indonesia adalah AS, Cina dan Jepang. Sedangkan Korsel yang biasanya surplus, pada Oktober 2010 ini mengalami defisit. Dulunya kita tidak pernah defisit dengan Korsel," ungkap Rusman.
Baca Juga:
JAKARTA - Memanasnya situasi di Semenanjung Korea antara Korea Utara (Korut) dengan Korea Selatan (Korsel), mulai berimbas pada neraca perdagangan
BERITA TERKAIT
- Pertamina Optimistis Pengembangan CCS/CCUS Berkontribusi Signifikan Mengurangi Emisi
- PNM Dorong Ekonomi Perbatasan lewat Inovasi Rumput Laut
- Ini Sederet Keuntungan Menjadi Mitra Bisnis Lalamove
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Hadirkan SME Market 2024 di Bandung
- Industri Kosmetik Makin Kompetitif, Produsen Gencar Luncurkan Produk Baru
- Snapcart Ungkap Marketplace Pilihan Brand Lokal dan UMKM