Masalah Migor Tak Kunjung Tuntas, Politikus PDIP Usul Pemerintah Bentuk Satgas Minyak Goreng
Menurut dia, hal inilah yang memicu kelangkaan, kenaikan harga dan akhirnya menyebabkan panic buying di tengah-tengah masyarakat.
“Saya tidak melihat paket kebijakan yang ada itu menjawab persoalan mendasarnya,” kata anggota DPR dari Daerah Pemilihan Kalimantan Utara, itu.
Dia menjelaskan kebutuhan bahan baku minyak goreng itu hanya 5,7 juta ton, sementara produksi mencapai 51 juta ton dalam bentuk CPO dan palm kernel oil (PKO).
Artinya, kebutuhan itu hanya 10% dari total produksi, alias barangnya lebih dari cukup.
“Persoalannya adalah tata niaga dan penegakan hukum. Itu inti masalahnya,” kata Deddy.
Dia menjelaskan tata niaga berarti harus dimulai sejak penentuan harga tandan buah segar (TBS), harga dan pasokan CPO, mekanisme distribusi dan harga ketika sampai di tingkat konsumen. “Jika rantai pasok bahan baku dan distribusi produk tidak diawasi dan penegakan hukumnya lemah, maka persoalan tidak akan pernah selesai,” beber Deddy.
Dalam konteks itu, Deddy mengaku sungguh tidak habis pikir dengan belum selesainya masalah ini.
Menurutnya, kerangka hukum dan regulasi tentang minyak goreng sudah cukup jelas.
Politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus heran masalah minyak goreng tak tuntas-tuntas. Pemerintah disarankan membentuk Satgas Minyak Goreng.
- PKB Sentil PDIP soal PPN 12 Persen
- Perihal Kenaikan PPN 12 Persen, Pengamat: PDIP Harus Bertanggung Jawab
- Deddy PDIP Yakin Pemberedelan Pemeran Lukisan Yos Suprapto Bukan Perintah Prabowo, Lalu Siapa?
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi
- Soal Kenaikan PPN 12 Persen, Wihadi Sebut PDIP Buang Muka