Masalah Papua Sangat Berpotensi Menjadi Lebih Besar Lagi

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Nation State Institute Indonesia (NSI Indonesia) Yandi Hermawandi mengingatkan pemerintah untuk gerak cepat dalam mengatasi masalah Papua.
"Jangan sampai berlarut-larut. Sebab jika lihat eskalasinya, berawal dari konflik horizontal antarwarga di Jawa Timur, kemudian merembet ke Papua hingga saat ini menjadi konflik vertikal. Tentu konflik ini sangat berpotensi menjadi lebih besar lagi," katanya kepada Antara melalui WA, Minggu (1/9).
Hal ini dikatakannya mengomentari kerusuhan yang menyebar di sejumlah wilayah Papua akhir-akhir ini setelah terjadinya insiden aksi rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
Menurut dia, upaya gerak cepat tersebut dibutuhkan mengingat isu Papua tengah diupayakan pihak tertentu menjadi isu internasional.
Selain itu, ia juga mengingatkan untuk lebih mengedepankan cara-cara damai dan tidak menggunakan cara-cara represif dalam menangani masalah di Papua.
"Sebab jika cara represif dipakai, maka bisa jadi konflik akan semakin meluas," katanya.
BACA JUGA: Dilarang Ada Referendum di Papua, Begini Penjelasan Mahfud MD
Menurut dia, berdasarkan data yang dihimpun oleh Nation State Institute Indonesia (NSI Indonesia), salah satu akar konflik Papua adalah akibat tindakan represif terhadap masyarakat Papua.
Pemerintah diingatkan untuk gerak cepat mengatasi masalah Papua yang sangat berpotensi menjadi lebih besar lagi.
- Satgas Cartenz Ungkap Kasus Penyelundupan Senjata, Legislator Komisi I Bilang Begini
- Kasus Senjata Api untuk KKB: 7 Tersangka Ditangkap di Jatim, Yogyakarta, Papua Barat
- Kewajiban Freeport Kepada Papua Belum Selesai
- Fiersa Besari Bakal Pulang Dari Timika Esok Hari
- Tokoh Pemuda Papua Gifli Buiney Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional
- Wamendagri Ribka Haluk Apresiasi Kinerja Pansel DPRP Papua Tengah