Masalah Papua Sangat Berpotensi Menjadi Lebih Besar Lagi
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Nation State Institute Indonesia (NSI Indonesia) Yandi Hermawandi mengingatkan pemerintah untuk gerak cepat dalam mengatasi masalah Papua.
"Jangan sampai berlarut-larut. Sebab jika lihat eskalasinya, berawal dari konflik horizontal antarwarga di Jawa Timur, kemudian merembet ke Papua hingga saat ini menjadi konflik vertikal. Tentu konflik ini sangat berpotensi menjadi lebih besar lagi," katanya kepada Antara melalui WA, Minggu (1/9).
Hal ini dikatakannya mengomentari kerusuhan yang menyebar di sejumlah wilayah Papua akhir-akhir ini setelah terjadinya insiden aksi rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
Menurut dia, upaya gerak cepat tersebut dibutuhkan mengingat isu Papua tengah diupayakan pihak tertentu menjadi isu internasional.
Selain itu, ia juga mengingatkan untuk lebih mengedepankan cara-cara damai dan tidak menggunakan cara-cara represif dalam menangani masalah di Papua.
"Sebab jika cara represif dipakai, maka bisa jadi konflik akan semakin meluas," katanya.
BACA JUGA: Dilarang Ada Referendum di Papua, Begini Penjelasan Mahfud MD
Menurut dia, berdasarkan data yang dihimpun oleh Nation State Institute Indonesia (NSI Indonesia), salah satu akar konflik Papua adalah akibat tindakan represif terhadap masyarakat Papua.
Pemerintah diingatkan untuk gerak cepat mengatasi masalah Papua yang sangat berpotensi menjadi lebih besar lagi.
- Brigpol Enok Tewas Ditembak KKB, Aktivitasnya Sempat Diawasi
- Polda Papua Pecat 26 Polisi Selama 2024, Salah Satunya Sudah Bergabung dengan KKB
- 27 Anggota KKB Tewas Sepanjang 2024
- Irjen Patrige: ada 267 Orang Meninggal di Jalan Raya
- Sebanyak 990 Personel Naik Pangkat di Polda Papua, ada 14 Kombes
- Kunjungi Merauke, Mentrans Iftitah Sulaiman Sampaikan Pesan Prabowo untuk Papua