Masalah Tersembunyi di Australia: Migran dan Pengungsi Paling Banyak Jadi Gelandangan

Aiden yang sekarang berusia empat tahun menderita beberapa gangguan perkembangan seperti autisme, gangguan pada otak, dan masalah lain.
Rumah yang mereka tempati penuh sesak dan tidak layak untuk bisa mengurusi Aiden.
Mereka bisa menyewa rumah dengan bayaran Rp16 juta per bulan itu karena bantuan organisasi komunitas Refugee Voices.
Roya ingin pindah ke akomodasi yang lebih memadai untuk mengurusi anaka yang difabel seperti Aiden, yang tidak bisa menggerakkan kakinya sendiri.
Namun dia juga khawatir bahwa mereka bisa menjadi gelandangan lagi kalau mereka harus keluar dari rumah sekarang.
Ketika membicarakan situasi yang dialaminya, Roya tidak kuasa menahan kesedihannya akan nasib mereka saat ini.
"Saya tidak ingin apapun untuk saya, hanya untuk anak saya. Dia tidak punya dosa sama sekali, dia lahir di sini. Saya tidak bisa membawa dia ke tempat lain lagi."
Masalah sepenuhnya perumahan ini tidak diketahui
Pengalaman Roya bukanlah pengalaman unik yang dialami oleh pengungsi dan migran di Australia.
Pengamat sosial mengatakan banyak migran dan pengungsi tidak memiliki tempat tinggal dan terpaksa tidur di jalanan
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya