Masih Ada Capres yang Eksploitasi Populisme, KIB Harus Kerja Keras untuk Wujudkan Misi
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai keinginan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mengakhiri populisme adalah ide yang patut didukung.
Meski begitu, Adi curiga populisme tidak semudah itu bisa dibuang jauh-jauh pada pilpres 2024 mendatang.
Pasalnya, dia melihat masih ada pihak yang mengandalkan populisme untuk menaikan elektabilitas.
"Ada yang sengaja menggunakan populisme demi elektabilitas," tambahnya.
Adi menjelaskan, bahwa populisme saat ini beragam. Ada yang mengatasnamakan agama, identitas kesukuan, primordial, dan isu kebangsaan.
Ia menilai, bahwa semua capres berpotensi terpapar dan menggunakan isu populisme.
"Karena hakikat dari populisme itu adalah gerakan rakyat yang merasa dimarjinlakan negara hidupnya. Dalam konteks itu, populisme bukan hanya Islam, tapi juga bisa sentimen berbasis itu kebangsaan lainnya," kata Adi.
Ia pun mencontohkan, bagaimana pada Pemilu 2019 lalu, populisme Islam menguat karena dimobilisasi.
Pengamat politik menilai keinginan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mengakhiri populisme adalah misi yang patut didukung.
- Gugatan Ditolak PTUN, Ketua Tim Hukum PDIP Menggaungkan Prabowo Yes, Gibran No
- PDIP Menerima Putusan PTUN, tetapi Persoalkan Hakim yang Membuatnya
- Upaya PDIP Jegal Gibran Kandas di PTUN, Ronny Bilang Begini
- Anies Baswedan Pastikan Hadiri Pelantikan Prabowo Sebagai Presiden Besok
- Tim Hukum PDIP Nilai Keterangan Ahli KPU Lemah
- Ones Luruskan Pernyataan Soal Kontribusi Befa Untuk Kemenangan Prabowo-Gibran