Masih Banyak yang Percaya COVID-19 Konspirasi, Pemerintah Gagal Mengedukasi?
Sebanyak 50,7 persen responden menyatakan kondisi ekonomi keluarga saat ini lebih buruk dibandingkan satu tahun lalu, sebelum wabah Corona masuk ke Indonesia.
Hanya 9,7 persen responden yang menjawab kondisi ekonomi saat ini lebih baik, sementara 20,9 persen menyatakan sama saja dan 18,7 persen tidak menjawab.
"Kondisi ini memicu kejenuhan masyarakat, sehingga bersikap kurang peduli terhadap wabah Covid-19," ucapnya.
Menurut Adi, ketika diminta memilih antara aktifitas ekonomi atau penanggulangan wabah, masyarakat terbelah dan cenderung lebih memilih pembebasan aktifitas ekonomi, walaupun berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19.
Sebanyak 39,1 persen responden lebih memilih pemerintah tidak membatasi aktifitas ekonomi masyarakat, walaupun potensial meningkatkan penyebaran Covid.
Sementara 32,9 persen responden memilih kebijakan membatasi aktifitas ekonomi masyarakat demi mengurangi penyebaran COVID-19, sementara 28 persen tidak menjawab.
Responden pada survei kali ini adalah warga Indonesia yang telah memiliki hak pilih, sesuai undang undang yang berlaku.
Responden 1.200 orang, diambil menggunakan metode simple random sampling dari 6.000 data target yang telah dipilih secara random dari kerangka sampel.
Ternyata masih banyak yang menganggap virus Corona (COVID-19) merupakan konspirasi, sebagaimana temuan survei yang dilakukan Parameter Politik Indonesia.
- Survei FIXPOLL: Elektabilitas Toha-Rohman Unggul, Lucianty-Syafaruddin Anjlok
- Puspoll Indonesia: Sumiatun-Ibnu Salim Unggul di Pilkada Lombok Barat
- Survei Elektabilitas Nasir-Wardan Unggul di Kampar, Wahid-Haryanto Moncer di Pekanbaru
- Hasil Survei Terbaru LSI soal Elektabilitas Paslon Pilkada Kota Bandung 2024, Tidak Mengejutkan
- Pilkada Lombok Timur: Elektabilitas Haerul Warisin-M Edwin Sudah Tak Terkejar
- Survei Axispol: Elektabilitas Muflihun-Ade Unggul di Pilkada Kota Pekanbaru