Masih Banyak yang Tersesat karena Kurangnya Literasi
Pada kesempatan yang sama, mantan Pemred SCTV juga Indosiar, Nurjaman Mochtar mènjelaskan konvergensi medià sudah diramalkannya sejak 10 tahun lalu bakal terjadi.
"Bahkan datangnya lebih cepat. Apa yang membuatnya lebih cepat adalah Covid-19 Dengan Covid, semuanya telah terjadi begitu cepat. Semua terjadi dengan cepatnya. Covid-19 mempercepat konvergensi medià," ujar Nurjaman.
Konfergensi media bicara tiga hal. Pertama, berkaitan dengan bagaimana menghasikan konten.
Kemudian, bagaimana konten ini disebarkan dan selanjutnya yang berkaitan dengan real community dan digital community.
Pada bagian lain, Wahyu Diatmika, mengajak masyarakat harus mampu beradaptasi dengan situasi kondisi di tengah pandemi.
Menurutnya, AMSI telah melakukan riset untuk persoalan yang sedang dihadapi babgsa ini. Semoga dapat dipublikasi 2-3 tahun kedepan.
Berkaitan dengan literasi, banyak masyarakat sering missinformasi. Sementara riset menyebut banyak yang "tersesat" akibat kurangnya literasi.
Pertanyaannya, kenapa bisa memicu opini publik. Hal ini karena distribusi beritanya tidak teliti, penyalahgunaan konten.
Riset menyebutkan masih banyak kalangan masyarakat yang tersesat akibat kurangnya literasi.
- Eks Napiter se-Klaten dari Paguyuban Duta Rahmah Ikuti Pelatihan Literasi
- TBM Bukit Duri Bercerita Gelar Lokakarya Jurnalistik Digital, Anak dan Remaja Antusias
- Peduli Pendidikan dan Literasi Dini, Alfamidi Salurkan Buku Bacaan di 11 Wilayah di Indonesia
- Lewat FinExpo 2024, BNI Dukung OJK Tingkatkan Literasi & Inklusi Keuangan
- Semarakkan Literasi di Masyarakat, TBM Bukit Duri Bercerita Gelar Baca Nyaring
- Dua Siswa Kembali Tewas, Ketua Komisi X DPR Sebut Literasi Dampak Kekerasan Rendah