Masih Banyak yang Tersesat karena Kurangnya Literasi
"Kadang yang menyebarkan tidak tahu apakah konten yang disebarkan adalah tidak layak. Tetapi ada jugà yang menyebarkannya dengan sengaja," ujar mantan Wakil Keta AMSI ini.
Motifnya, bebagai macam. Ada motif politik, propaganda dan ada juga karena memang jurnalisme yang buruk. "Ini semua menimbulkan miss communication," ujarnya.
Untuk mengetahui kebenaran informasi publik tidak sulit. "Yang harus dilakukan adalah terkonfirmasinya beberapa pertanyaan, apa, mengapa, siapa, di mana, kapan dan bagaimana sebuah objek itubterjadi," pungkas Wahyu.
Sementara Ketut Yoga Yudhistira, berbagi tentang bagaimana hadirnya "Ko Bisa" dan kedua tentang bagaimana menggunakan medsos dengan baik.
Menurut Yudhistira, mengelola konten media selain aktualisasi data diperlukan kemampuan literasi dan disajikan dengan semanirik mungkin. "Kita di "Ko Bisa" banyak produksi konten edukasi," jelasnya. (jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Riset menyebutkan masih banyak kalangan masyarakat yang tersesat akibat kurangnya literasi.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Eks Napiter se-Klaten dari Paguyuban Duta Rahmah Ikuti Pelatihan Literasi
- TBM Bukit Duri Bercerita Gelar Lokakarya Jurnalistik Digital, Anak dan Remaja Antusias
- Peduli Pendidikan dan Literasi Dini, Alfamidi Salurkan Buku Bacaan di 11 Wilayah di Indonesia
- Lewat FinExpo 2024, BNI Dukung OJK Tingkatkan Literasi & Inklusi Keuangan
- Semarakkan Literasi di Masyarakat, TBM Bukit Duri Bercerita Gelar Baca Nyaring
- Dua Siswa Kembali Tewas, Ketua Komisi X DPR Sebut Literasi Dampak Kekerasan Rendah