Masih Moncer, Harga Emas Diprediksi Terus Menguat hingga Sebegini

jpnn.com, JAKARTA - Harga emas makin berkilau karena penguatan pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB).
Harga emas mencetak kenaikan mingguan terbesar dalam enam bulan lantaran lonjakan harga-harga konsumen AS.
Hal itu mendorong investor membeli aset lindung nilai terhadap inflasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange, terdongkrak USD 4,6 atau 0,25 persen menjadi ditutup pada USD 1.868,50 per ounce, memperpanjang kenaikan untuk hari ketujuh berturut-turut dan meningkat sekitar 2,8 persen untuk minggu ini.
Sehari sebelumnya, Kamis (11/11) emas berjangka melonjak USD 15,6 atau 0,84 persen menjadi USD 1.863,90. Pada Rabu (10/11) emas menanjak USD 17,5 atau 0,96 persen menjadi USD 1.848,30.
Harga emas pun telah naik sekitar USD 110 sejak 3 November didukung oleh kekhawatiran inflasi dan suku bunga bank-bank sentral yang akan tetap rendah untuk saat ini.
Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago Phillip Streible menyebut harga sempat turun hampir satu persen di awal sesi perdagangan.
“Ini hari korektif. Pedagang mengambil keuntungan setelah reli luar biasa. Logikanya, jika anda tidak mengambil sesuatu dari meja dengan reli USD 100, anda akan menjadi agak bodoh,” kata Streible.
Harga emas mencetak kenaikan mingguan terbesar dalam enam bulan lantaran lonjakan harga-harga konsumen AS.
- Harga Emas Diprediksi Bisa Tembus USD 4.000 Per Troy
- Cetak Rekor Sejarah, Harga Emas Tembus USD 3.300 Per Troy
- Herman Deru Resmi Menyalakan Listrik PLN di Lima Desa di Keluang Muba
- PIK 2 Tetap Jadi Primadona Investor di Tengah Gejolak Ekonomi Global
- Harga Emas Antam Hari Ini 16 April Melonjak Lagi, Cek Daftarnya
- Jangan FOMO Investasi Emas, Sebelum Tahu Soal Ini