Masih Moncer, Harga Emas Diprediksi Terus Menguat hingga Sebegini

Data ekonomi suram yang dirilis pada Jumat (12/11) juga mendukung emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa 4,4 juta orang secara sukarela berhenti dari pekerjaan mereka pada September, naik dari 4,3 juta pada Agustus dan terbesar dalam dua dekade yang telah dilacak oleh pemerintah.
Data awal indeks sentimen konsumen Universitas Michigan jatuh ke 66,8 pada November, terendah sejak November 2011 dan jauh di bawah perkiraan para ekonom 72,5.
Emas juga mengabaikan penguatan USD minggu ini. Hal itu akibat dari fokus investor tertuju pada data lonjakan besar harga-harga konsumen AS pada Oktober.
Mata uang AS yang lebih kuat biasanya mengurangi permintaan emas di antara pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Analis Societe Generale memperkirakan harga emas akan mencapai rata-rata USD 1.950 per ounce pada kuartal pertama 2022, mengingat komitmen baru dari Federal Reserve untuk mendukung ekonomi sementara membiarkan angka inflasi lebih tinggi.
Pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah dan meningkatkan peluang kerugian memegang emas, yang tidak membayar bunga.
"Itu akan membatasi setiap kenaikan emas, imbal hasil pada obligasi Pemerintah AS 10-tahun beringsut lebih tinggi," kata Analis Societe Generale. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Harga emas mencetak kenaikan mingguan terbesar dalam enam bulan lantaran lonjakan harga-harga konsumen AS.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- Dalam 6 Hari Galeri 24 Pegadaian Menjual Lebih Dari 250 kg Emas Batangan
- JATMA Aswaja Tegaskan Komitmen Bangun Ekonomi Umat dan Cinta Tanah Air
- Update Harga Emas Antam Hari Ini, Jumat 18 April, Turun
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Hari Ini Naik Tajam, Berikut Perinciannya
- Proyeksi IMF, Indonesia Peringkat 7 PDB Terbesar Dunia pada 2025
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Jumat 18 April 2025 Meroket Lagi, Cek Daftarnya